KABARDAYAK.COM, KOTABARU – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui kualitas sirkulasi udara di tambang batu bara bawah tanah di Kalimantan Selatan, khususnya di Kotabaru. PT Sumber Daya Energi (SDE), yang memiliki tambang pertama jenis ini di Indonesia, mendapatkan pujian karena fasilitasnya hampir sebanding dengan terowongan tambang tembaga milik Freeport di Kotabaru, Kalsel.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Suswanto, menyebutkan bahwa kondisi sirkulasi udara di terowongan tambang batu bara bawah tanah di kawasan Kotabaru sangat optimal. “Sirkulasi udara cukup baik dan hampir menyamai terowongan tambang tembaga Freeport,” ujarnya usai meresmikan tambang tersebut.
Tambang batu bara bawah tanah pertama di Indonesia, milik PT SDE, sebuah afiliasi perusahaan asal China, Qinfa Group, ini dirancang untuk memproduksi sekitar 20 juta ton batu bara per tahun dari lokasi SDE-1 dan SDE-2 yang memiliki luas area mencapai 185 kilometer persegi.
Bambang berharap keberadaan tambang ini tidak hanya menjadi contoh bagi industri pertambangan batu bara dalam negeri, tetapi juga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Ia menekankan pentingnya penerapan kaidah pertambangan yang baik dan benar, pemenuhan kewajiban penerimaan negara, serta reklamasi pascatambang.
Dalam upaya menjaga keberlanjutan dan dampak positif bagi masyarakat sekitar tambang, Bambang menegaskan kewajiban perusahaan untuk melakukan transfer pengetahuan dan teknologi kepada Indonesia. Selain itu, perusahaan juga diwajibkan melakukan transfer teknologi dan keahlian dari tenaga kerja asing (TKA) kepada tenaga kerja Indonesia (TKI).
Peningkatan produksi dan efisiensi dalam tambang batu bara bawah tanah ini diharapkan dapat menjadi pendorong positif bagi sektor pertambangan batu bara dalam negeri. Kementerian ESDM juga menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan, termasuk program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang.