Tujuh Kabupaten Kalteng Terancam Banjir Rob

Ilustrasi Banji Rob.

Kabarkalimantan.id — Sebanyak tujuh kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) telah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir akibat pasang surut air laut atau yang dikenal dengan banjir rob. Sebab, saat ini hampir seluruh wilayah Kalteng sudah memasuki puncak musim hujan, yang berpotensi meningkatkan curah hujan secara signifikan. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Indra Wiratama, menjelaskan bahwa ketujuh daerah yang rawan mengalami banjir rob di antaranya adalah Kabupaten Pulang Pisau, Katingan, Kotawaringin Barat, Sukamara, sedikit wilayah Seruyan, sedikit wilayah Kotawaringin Timur, dan Kapuas.

“Potensi banjir rob ini terutama ada di daerah selatan Kalteng, karena wilayah tersebut menjadi muara sungai yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa,” ungkap Indra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/12). Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah tersebut memang memiliki kerentanannya terhadap fenomena banjir rob, yang dapat terjadi akibat naiknya permukaan laut yang dipengaruhi oleh perubahan cuaca ekstrem, serta meningkatnya curah hujan dalam musim hujan.

Indra menambahkan bahwa, saat ini, banjir rob telah melanda Kabupaten Kotawaringin Barat, dan wilayah lain seperti Kabupaten Katingan, Sukamara, dan Kapuas juga berisiko mengalaminya. Potensi tersebut diperkirakan semakin meningkat seiring dengan intensitas curah hujan yang terus meningkat. Oleh karena itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten se-Kalteng diharapkan segera melakukan upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan.

“BPBD di tiap kabupaten sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi banjir rob ini. Masyarakat diminta untuk selalu berkoordinasi dengan aparat setempat, serta mengikuti prosedur penanganan banjir secara berjenjang agar tidak terjadi kepanikan,” kata Indra. Upaya pencegahan dan penanganan secara berjenjang memang sangat penting agar informasi dapat tersampaikan dengan jelas kepada masyarakat, serta tindakan yang tepat bisa segera diambil ketika banjir terjadi. Koordinasi dengan aparatur setempat juga sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil bisa efektif.

Selain itu, BPBD juga melakukan tindakan evakuasi bagi warga yang terdampak banjir rob atau yang terpaksa mengungsi. “Kami juga memastikan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang terdampak banjir dapat terpenuhi. Saat ini, baru Kabupaten Kotawaringin Barat yang melaporkan adanya banjir rob,” ujar Indra. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang terkena dampak bencana sangat penting untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, baik dari segi kesehatan, ketahanan pangan, maupun akses terhadap layanan dasar lainnya.

Sementara itu, prakirawan cuaca dari Stasiun Kelas I Tjilik Riwut, Chandra Mukti Wijaya, menjelaskan bahwa kondisi cuaca di Kalteng secara umum saat ini berawan hingga hujan ringan. Namun, ia memperingatkan bahwa sebagian besar wilayah Kalteng berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, yang bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama. “Dari tanggal 17 hingga 23 Desember, seluruh wilayah Kalteng diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Chandra.

Lebih lanjut, Chandra menjelaskan bahwa puncak musim hujan di Kalteng sebenarnya sudah dimulai sejak memasuki bulan Desember 2024. Puncak musim hujan ini diprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun 2024, dengan curah hujan yang cukup tinggi. “Waspada terhadap potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang, serta potensi hujan lokal yang berdurasi singkat tetapi cukup lebat,” ungkapnya. Oleh karena itu, masyarakat di Kalteng diminta untuk tetap berhati-hati terhadap dampak bencana yang bisa terjadi, seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, yang berpotensi merugikan.

Banjir rob dan fenomena cuaca ekstrem lainnya merupakan ancaman yang perlu diwaspadai di Kalteng, terlebih dengan puncak musim hujan yang diperkirakan akan terus berlanjut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya mitigasi bencana dan persiapan yang matang oleh pemerintah daerah dan masyarakat, agar dampak yang ditimbulkan bisa diminimalkan. Keberhasilan dalam menangani bencana seperti banjir rob ini sangat tergantung pada kesiapsiagaan masyarakat, koordinasi antar instansi terkait, dan kecepatan dalam memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak.