KabarDayak.com — Sebagai langkah antisipasi dalam menstabilkan harga beras di Provinsi Kalimantan TImur (Kaltim), Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Provinsi Kaltim menginisiasi hadirnya toko penyeimbang.
Kepala Disperindagkop Kaltim, Heni Purwaningsih mengungkapkan, rencananya toko penyeimbang akan diresmikan akhir Februari 2024 mendatang.
“Kami juga menginisiasi pembentukan toko penyeimbang yang akan diresmikan sekitar 29 Februari ini,” ungkapnya dikutip dari Antara.
Toko penyeimbang, merupakan bagian dari konsep pusat distribusi yang ditargetkan akan terbentuk pada 2025 dan dioperasionalkan pada 2026. Pusat distribusi ini bertujuan untuk mengelola pasokan kebutuhan pokok masyarakat Kaltim, yang sebagian besar masih harus disuplai dari luar provinsi, mengingat Kaltim bukan daerah produsen.
“Dengan adanya toko penyeimbang, kami berharap dapat menyediakan beberapa komoditas barang pokok, di antaranya beras, dengan harga sesuai acuan, sehingga dapat mengendalikan inflasi dan memberikan pilihan kepada masyarakat untuk mendapatkan harga barang pokok dengan harga yang bersaing,” kata Heni.
Lebih lanjut, Heni menjelaskan, toko penyeimbang pertama akan dibangun di Pasar Segiri, Samarinda, sebagai ibu kota provinsi, dan nantinya akan dikembangkan di daerah-daerah lainnya. Ia berharap, dengan adanya toko penyeimbang ini, masyarakat Kaltim tidak perlu khawatir dengan ketersediaan dan harga beras di pasaran.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kaltim, Ali Wardana mengatakan, distribusi bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh konsumen dan produsen lokal.
“Kita ini didatangkan bahan pokok dari luar, jadi pengaruh dari luar itu sangat besar. Misalnya di daerah penghasil saja, jika mereka mendapatkan kendala di cuaca, otomatis produksi mereka berkurang. Kemudian, gelombang tinggi juga berpengaruh terhadap pengiriman barang ke kita,” ujarnya.
Menurutnya, pusat distribusi ini akan berperan sebagai toko penyeimbang yang dapat mengintervensi harga bahan pokok ketika terjadi kenaikan atau penurunan yang signifikan.
Selain itu, untuk menstabilkan harga beras di Provinsi Kaltim, Pemerintah Provinsi Kaltim juga melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota se-Kaltim untuk melakukan operasi pasar beras bekerja sama dengan Bulog.
Sementara berdasarkan hasil pemantauan Disperindagkop Kaltim, stok beras di distributor dan pasar masih mencukupi kebutuhan masyarakat. Saat ini produksi beras dalam negeri belum masuk panen raya dan bahkan sebelumnya terdampak oleh fenomena El Nino yang menyebabkan penurunan hasil panen.
Hingga saat ini, harga beras di Samarinda masih cukup tinggi, harga beras di pasaran sudah menyentuh harga Rp16,500 per kilogram.