Kabarkalimantan.id — Sebuah sculpture atau patung tugu yang menampilkan kumpulan ikan pesut bertuliskan “Welcome To Samarinda” telah dibangun di Jembatan Mahakam, Kalimantan Timur. Sculpture yang menelan dana sebesar Rp1,8 miliar itu telah selesai pembangunannya dan diresmikan oleh Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, pada Rabu, (08/01). Keberadaan sculpture pesut tersebut diharapkan menjadi ikon baru bagi Kota Samarinda dan diharapkan pula dapat mengingatkan semua pihak bahwa Sungai Mahakam memiliki harta karun alam yang luar biasa, yang melibatkan pesut sebagai salah satu spesies endemik yang terancam punah. Sculpture karya seniman John Martono tersebut terletak di ujung Jembatan Mahakam IV, di sisi Samarinda Seberang, yang menjadi pintu gerbang utama bagi para pengunjung yang datang ke kota ini.
Setiap pengunjung yang melintas atau memasuki Kota Samarinda akan disambut dengan megahnya patung pesut tersebut, yang menjadi simbol dari keindahan alam Kalimantan Timur, terutama Sungai Mahakam yang dikenal dengan keberagaman hayati dan ekosistemnya. Patung ini tidak hanya sekedar karya seni, tetapi juga sebuah pengingat akan pentingnya menjaga alam dan mempertahankan kelestarian lingkungan yang ada. Akmal Malik, dalam sambutannya, bersyukur atas kolaborasi yang terjalin antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kota Samarinda yang berhasil mewujudkan proyek tugu sculpture Pesut Mahakam tersebut.
“Alhamdulillah, pelaksanaannya secara umum berjalan dengan baik. Kami berterima kasih kepada Bapak Wali Kota Samarinda atas dukungannya, sehingga Sculpture Pesut Jembatan Mahakam IV ini dapat kami resmikan malam ini,” ujar Akmal Malik usai acara peresmian. Dia juga menambahkan bahwa Pemprov Kaltim akan segera menyelesaikan permasalahan aset terkait dengan pembangunan sculpture tersebut, di mana nantinya aset ini akan dihibahkan kepada Pemkot Samarinda untuk pemeliharaan dan pengelolaan lebih lanjut.
Akmal Malik menyampaikan pentingnya semangat membangun yang tak boleh padam, meski dihadapkan pada tantangan besar terkait dengan sumber daya alam Kalimantan Timur yang perlahan-lahan akan habis. Namun, semangat untuk membangun dan menjaga kelestarian lingkungan harus tetap menjadi prioritas utama. “Semangat membangun Kaltim tidak boleh mundur satu langkah pun. Itulah semangat yang kita ingin dorong dengan hadirnya sculpture Pesut Mahakam,” tegasnya.
Keberadaan sculpture Pesut Mahakam juga bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian Sungai Mahakam yang kaya akan kekayaan alam, salah satunya pesut, yang kini menjadi salah satu simbol kebanggaan dan identitas bagi Samarinda dan Kalimantan Timur. “Saya mengajak semua pihak untuk tetap menjaga dan memelihara, sehingga Pesut Mahakam selalu menjadi bagian dari kebanggaan dalam kehidupan kita,” ungkap Akmal Malik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR-Pera) Kaltim, Aji Fitra Firnanda, dalam laporannya menyebutkan bahwa pembuatan sculpture Pesut Jembatan Mahakam IV ini merupakan ide dari Pj Gubernur Kaltim yang mulai digagas pada akhir tahun 2023. Pembangunan ini dilakukan dengan harapan bahwa sculpture ini dapat menjadi ikon yang mudah diingat, dilihat, dan dinikmati oleh banyak orang, baik warga lokal maupun pengunjung dari luar daerah.
“Maka dipilihlah Pesut Mahakam sebagai ikon yang kita tampilkan dan dipilih lokasi Jembatan Mahakam IV, tepatnya di persimpangan Jalan Cipto Mangunkusumo sisi Samarinda Seberang,” ujar Firnanda. Pemilihan pesut sebagai simbol tidak lepas dari pentingnya keberadaan ikan ini di Sungai Mahakam, yang tidak hanya menjadi daya tarik alam, tetapi juga melambangkan keberagaman hayati yang harus dijaga dan dilestarikan.
Pembangunan sculpture Pesut Mahakam ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp1,8 miliar dan diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 56 hari kalender. Sculpture ini memiliki spesifikasi teknis yang mengesankan, dengan panjang mencapai 36 meter, lebar 7 meter, tinggi 5,25 meter, dan berat sekitar 6 ton. Material yang digunakan untuk pembuatan patung ini adalah plat galvanis, hollow galvanis, dan pipa galvanis, dengan jumlah plat mencapai 180 lembar.
Sementara itu, seniman John Martono yang merancang dan mengerjakan sculpture ini merasa sangat bangga dapat berkarya di Kota Samarinda. Ia berharap karyanya ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Samarinda, Kaltim, dan bahkan masyarakat luar Kalimantan Timur. “Semoga karya saya bisa menjadi bahan edukasi, bagaimana kita mencintai lingkungan dan mencintai kehidupan. Dan bagaimana kita secara fleksibel juga progresif menghadapi berbagai tantangan zaman,” harap John Martono.
Dengan hadirnya sculpture Pesut Mahakam ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan di Kalimantan Timur, serta menjadi daya tarik wisata yang dapat memperkenalkan lebih jauh keindahan alam dan budaya daerah ini kepada dunia. Selain itu, karya seni ini juga diharapkan dapat menjadi pengingat bahwa alam dan keberagaman hayati yang ada harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi yang akan datang.