News  

Perbaikan Valve BPAM Ganggu Distribusi Air di Kalsel

Ilustrasi Kran Air (Int).

Kabarkalimantan.id — Perbaikan valve pada Instalasi Pengolahan Air Minum (WTP) 500 milik Balai Pengolahan Air Minum (BPAM) Banjarbakula Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Selatan (Kalsel) dilakukan pada Kamis (21/11). Kegiatan perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengolahan dan distribusi air yang lebih baik. Namun, perbaikan ini menyebabkan gangguan dalam pengaliran air, dengan dampak yang cukup signifikan, yakni penurunan tekanan hingga terhentinya distribusi air kepada pelanggan PT Air Minum Intan Banjar.

Proses perbaikan valve WTP 500 ini dimulai pada pukul 09.00 Wita dan diperkirakan memakan waktu sekitar empat jam, dengan estimasi selesai pada pukul 13.00 Wita. Dalam waktu tersebut, pihak teknis melakukan pemeriksaan dan perbaikan terhadap valve yang mengalami masalah. Valve ini merupakan komponen penting dalam sistem distribusi air yang mengontrol aliran dan tekanan air yang keluar dari instalasi pengolahan untuk didistribusikan ke berbagai wilayah.

Pihak BPAM Banjarbakula dan Dinas PUPR Kalsel bekerja sama dengan tim teknis dari PT Air Minum Intan Banjar untuk melakukan perbaikan dengan sebaik-baiknya guna mengurangi dampak yang dirasakan oleh pelanggan. Selain itu, seluruh tim yang terlibat dalam perbaikan juga memastikan bahwa proses ini tidak berlangsung lebih lama dari yang telah diperkirakan, meskipun kondisi lapangan sering kali dapat mempengaruhi waktu pengerjaan.

Gangguan distribusi air akibat perbaikan valve ini berdampak pada beberapa wilayah yang terhubung dengan sistem distribusi BPAM Banjarbakula. Wilayah yang terdampak meliputi Martapura, Banjarbaru, Landasan Ulin (Trikora), Landasan Ulin (Syamsuddin Noor), dan Kecamatan Beruntung Baru. Wilayah-wilayah ini mengalami penurunan tekanan air yang cukup signifikan, bahkan beberapa pelanggan melaporkan bahwa air tidak mengalir sama sekali pada beberapa waktu tertentu.

Untuk mengurangi ketidaknyamanan yang dialami pelanggan, pihak PT Air Minum Intan Banjar berupaya memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai waktu perbaikan, serta upaya yang dilakukan untuk memulihkan distribusi air. Selain itu, pelanggan juga diimbau untuk melakukan penyesuaian dalam penggunaan air selama periode perbaikan, guna menghindari kehabisan pasokan air dalam situasi yang sudah terbatas.

Setelah perbaikan selesai dilakukan, proses pengembalian tekanan air ke pelanggan dimulai. Namun, pengembalian tekanan ini tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan harus menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi pipa dan sistem distribusi yang ada, serta proses pengisian ulang sistem setelah dilakukan perbaikan valve.

Pihak BPAM Banjarbakula memastikan bahwa pengembalian tekanan air dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing wilayah. Oleh karena itu, beberapa daerah mungkin mengalami pengembalian tekanan yang lebih cepat, sementara daerah lainnya membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan tekanan air yang normal kembali.

Perbaikan ini juga melibatkan koordinasi yang baik antara BPAM Banjarbakula, Dinas PUPR Kalsel, PT Air Minum Intan Banjar, serta instansi terkait lainnya. Koordinasi ini sangat penting untuk memastikan kelancaran proses perbaikan dan minimalisasi gangguan pada pelanggan. Selama proses perbaikan berlangsung, pihak-pihak terkait juga memastikan bahwa informasi mengenai gangguan distribusi air ini sampai kepada masyarakat dengan cara yang jelas, baik melalui pengumuman langsung maupun media sosial.

Meskipun perbaikan valve ini menyebabkan gangguan sementara, hal ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas distribusi air di masa depan. Dengan perbaikan yang tepat dan penggantian valve yang bermasalah, sistem distribusi air akan lebih efisien, dengan tekanan air yang lebih stabil dan lebih aman untuk digunakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, meskipun ada ketidaknyamanan dalam jangka pendek, upaya ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi warga di wilayah yang terdampak.