KabarKalimantan.id — Permasalahan stunting masih menjadi isu prioritas yang mendapatkan penanganan serius dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), berbagai upaya dilakukan, termasuk intervensi, penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, serta koordinasi lintas sektor.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kaltim, Fit Nawati, menjelaskan bahwa stunting tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan makanan. Faktor lain, seperti pola asuh yang tidak tepat, stimulasi yang minim, dan sanitasi yang buruk, juga berperan penting dalam masalah ini.
“Perlu diingat, bukan hanya gizi buruk yang menyebabkan stunting; ada beberapa aspek lain yang juga berpengaruh,” ujar Fit Nawati saat jumpa pers di Diskominfo Kaltim, Jumat (18/10).
Ia menekankan pentingnya gizi seimbang dan stimulasi yang tepat untuk mencegah stunting. Asupan yang dianjurkan meliputi protein hewani, sayur, dan buah. Selain itu, stimulasi motorik dan sensorik juga perlu diberikan untuk mendukung perkembangan otak dan fisik anak.
Fit Nawati menambahkan bahwa masalah kebersihan, sanitasi, dan akses air bersih berpengaruh besar terhadap stunting. Akses sanitasi dan kebersihan lingkungan yang tidak terjaga dapat berdampak pada kesehatan ibu hamil, sehingga anak rentan terkena infeksi dan penyakit.
“Kebersihan, sanitasi, dan akses air bersih harus dijaga untuk melindungi anak dari penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhannya,” tegasnya.
Ia juga menyoroti bahwa penanganan stunting di Indonesia bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga melibatkan sektor lain, termasuk dalam hal penyediaan air bersih dan kebersihan lingkungan.
Stunting sendiri adalah kondisi di mana anak mengalami stagnansi atau penurunan pertumbuhan. Jika tidak dilakukan intervensi yang tepat, kondisi ini dapat berujung pada malnutrisi.