Pemkot Banjarmasin Dorong Revitalisasi Seni Pantun Banjar

Writer: Redaksi | Editor: Sarina

Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR di Banjarmasin, (int)

Kabarkalimantan.id — Pemerintah Kota Banjarmasin terus berupaya melestarikan seni pantun Banjar dengan berbagai inisiatif, salah satunya melalui workshop berpantun dalam Bahasa Banjar yang melibatkan lintas generasi. Langkah ini diambil guna menciptakan regenerasi penerus yang mampu menjaga serta mengembangkan warisan budaya khas Banjar di tengah era digitalisasi.

Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, dalam sambutannya saat membuka workshop seni pantun Banjar di salah satu hotel di Banjarmasin pada Rabu (5/3/2025), menegaskan bahwa seni pantun bukan sekadar hiburan, melainkan juga memiliki nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.

“Saya mengapresiasi banyaknya peserta muda yang mengikuti workshop bertema ‘Menjaga dan Melestarikan Warisan Budaya Banjar Antar Generasi’ ini,” ujar Yamin. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menghadirkan narasumber berpengalaman dari kalangan pekerja seni hingga pengamat budaya di Banjarmasin, yang diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada peserta mengenai seni Bapantun dalam Bahasa Banjar.

Menurut Yamin, pantun Banjar merupakan bagian dari warisan budaya lisan yang mencerminkan karakter dan identitas masyarakat Banjar. Seni ini tidak hanya menjadi sarana ekspresi, tetapi juga media penyampaian petuah dan nasihat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ia mengakui bahwa kesenian ini perlahan mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat, terutama generasi muda yang lebih akrab dengan media sosial dibandingkan seni tradisional.

“Kita tahu bahwa seni pantun berbahasa Banjar ini menjadi bagian dari tabiat dan identitas masyarakat Banjar. Pantun ini tidak hanya sekadar bait berima, tetapi juga mengandung makna mendalam, seperti nasehat dan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun,” jelasnya.

Menyadari tantangan tersebut, Yamin menekankan pentingnya inovasi dalam pelestarian seni pantun Banjar agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Ia berharap workshop ini dapat menjadi pemantik bagi generasi muda untuk menghidupkan kembali budaya berpantun dengan konsep yang lebih kekinian dan kreatif.

“Kami ingin pelestarian seni pantun ini tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi benar-benar dihidupkan kembali dengan sentuhan inovatif yang dapat menarik minat anak muda. Kita perlu mencari cara agar pantun tetap eksis di tengah dominasi budaya digital saat ini,” tutur Yamin.

Lebih lanjut, ia mengajak para peserta workshop untuk menjadikan pantun sebagai bagian dari kehidupan mereka, baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam bentuk konten digital yang dapat menarik perhatian generasi muda lainnya.

“Saat ini, anak-anak muda kita lebih sering berinteraksi melalui media sosial. Kenapa tidak kita manfaatkan platform tersebut untuk memperkenalkan kembali seni pantun dengan cara yang lebih menarik? Misalnya, dengan membuat video pendek berisi pantun Banjar atau mengadakan kompetisi pantun secara daring,” ungkapnya.

Selain mengadakan workshop, Pemkot Banjarmasin juga berencana untuk terus menggalakkan berbagai program yang mendukung pelestarian budaya Banjar, termasuk mengintegrasikan seni pantun dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah, menyelenggarakan lomba pantun secara berkala, serta mendorong komunitas seni untuk lebih aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya ini.

“Kegiatan ini bukan sekadar acara sekali jalan, tetapi menjadi bagian dari upaya strategis dalam mewujudkan Visi Banjarmasin Maju dan Sejahtera. Kami ingin seni pantun tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda,” jelas Yamin.

Dengan adanya workshop ini, Yamin berharap dapat memberikan kesan mendalam bagi peserta, serta membangun kesadaran untuk menjaga dan meneruskan tradisi pantun Banjar. Ia menegaskan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam pelestarian budaya dan dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjaga identitas budaya daerah.

“Saya kira ini adalah langkah konkret yang diambil oleh Pemkot untuk memastikan bahwa seni pantun tetap lestari. Kita ingin anak-anak muda di Kota Banjarmasin tetap mencintai dan menjaga warisan budaya urang Banjar yang kaya akan nilai seni dan filosofi kehidupan,” pungkasnya.