News  

Pelajar SD di Paser Tewas Diterkam Buaya, Jasad Ditemukan Setelah Tiga Hari

Writer: Redaksi | Editor: Sarina

(Doc : Int).

Kabarkalimantan.id — Suasana haru menyelimuti warga Desa Suliliran Baru, Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, setelah jasad seorang pelajar Sekolah Dasar, Mitra (13), akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada Rabu (2/4/2025) pagi. Mitra sebelumnya dilaporkan hilang diduga diterkam buaya saat berada di pinggir Sungai Pulau Rantau, belakang rumahnya.

Momen pencarian Mitra terekam dalam video yang memperlihatkan petugas gabungan tengah menyisir aliran sungai menggunakan perahu karet. Petugas dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan, menyusuri sungai dengan medan cukup sulit. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @marwankiwongpaser dan dibagikan ulang oleh akun @kabarpaserku.

Pencarian dimulai sejak Senin (31/3/2025), tak lama setelah laporan kejadian diterima. Tim gabungan terdiri dari personel Polsek Tanah Grogot, Brimob Batalyon C Kompi 2, BPBD Paser, dan warga setempat. Pencarian dilakukan sejak pukul 06.00 Wita dengan metode penyisiran sungai secara menyeluruh.

Menurut keterangan dari Komandan Rescue BPBD Paser, Marwansyah atau akrab disapa Kiwong, kejadian bermula saat korban sedang menimba air yang masuk ke perahu bersama kakaknya, Nurtikah. Mereka berada di sungai belakang rumahnya di Suliliran Baru.

“Kakaknya berada di bagian depan, Mitra di bagian belakang. Mereka saling membelakangi. Setelah selesai, kakaknya naik duluan ke atas, lalu mendengar suara benda jatuh. Saat menoleh ke belakang, Mitra sudah tidak ada di perahu,” jelas Kiwong kepada wartawan, Rabu (2/4/2025).

Panikan, sang kakak langsung melompat ke sungai untuk mencari Mitra, namun upayanya tidak membuahkan hasil. Keluarga kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak berwenang, dan pencarian segera dilakukan.

Pencarian pada malam pertama tidak berhasil menemukan korban. Esok harinya, Selasa (1/4/2025), pencarian kembali dilanjutkan pukul 08.00 Wita. Tim membagi area pencarian menjadi empat titik, yaitu Jembatan Suliliran, Jembatan Pulau Rantau, arah hulu dan hilir sungai. Radius pencarian diperluas hingga 6 kilometer dari lokasi awal korban hilang.

Namun hingga hari kedua, pencarian masih belum membuahkan hasil.

“Cuaca dan medan memang menjadi tantangan tersendiri. Tapi kami tetap melakukan penyisiran maksimal dibantu warga sekitar,” ujar Kiwong.

Pagi harinya, Rabu (2/4/2025), pukul 06.00 Wita, tim kembali menyisir sungai. Tak berselang lama, sekitar pukul 06.30 Wita, jasad korban akhirnya ditemukan dalam kondisi mengambang di sungai, sekitar 150 meter dari lokasi kejadian awal.

“Korban ditemukan dalam posisi telungkup. Ada bekas gigitan buaya di beberapa bagian tubuh seperti bawah hidung, dagu, dan punggung. Tapi bisa kami pastikan, jasad korban masih utuh, tidak ada bagian tubuh yang hilang,” jelas Kiwong.

Setelah evakuasi, jenazah korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

Kawasan sungai di sekitar Suliliran Baru memang dikenal sebagai habitat buaya muara (Crocodylus porosus), yang kerap kali menjadi ancaman bagi warga yang beraktivitas di sekitar sungai. BPBD Paser mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan menghindari aktivitas di tepi sungai, terutama saat pagi dan sore hari yang merupakan waktu aktif buaya.