Mobil Terbakar di SPBU Sungaijelai, Warga Heboh

(Sumber: Akun Tiktok @Pelaihari.news)

Kabarkalimantan.id — Insiden terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Sungaijelai, Kecamatan Tambangulang, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (26/11) pagi. Sebuah mobil dilaporkan terbakar di lokasi tersebut, memicu kepanikan di kalangan pengendara dan pegawai SPBU yang berada di tempat kejadian.

Kabar tentang kebakaran mobil ini dengan cepat menyebar di berbagai grup sosial media dan aplikasi chat yang digunakan oleh warga Tala. Kejadian tersebut menjadi perbincangan hangat, khususnya di kalangan masyarakat setempat yang terkejut mendengar berita tentang insiden tersebut. Dalam sebuah video berdurasi 14 detik yang beredar luas, tampak api berkobar hebat, menyelimuti mobil yang terlihat seperti jenis Kijang. Api dengan cepat merambat ke seluruh badan mobil, menciptakan pemandangan yang mengerikan.

Posisi mobil terbakar tersebut berada di dekat pagar samping area SPBU. Berdasarkan informasi awal yang dihimpun, belum ada penjelasan resmi mengenai penyebab kebakaran tersebut. Meski demikian, pihak berwenang diperkirakan akan segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui asal mula api dan memastikan tidak ada faktor kelalaian yang memicu insiden ini.

Meskipun tidak ada korban jiwa atau luka dalam kejadian ini, insiden tersebut tetap saja mengejutkan para pengendara yang kebetulan sedang berada di SPBU untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM). Para pengendara yang tengah mengisi BBM maupun yang baru saja tiba di area SPBU tampak panik dan bergegas menjauh demi menghindari potensi bahaya lebih lanjut.

Salah seorang saksi mata, Rahmat, warga Pelaihari, menyampaikan pengalamannya saat berada di lokasi kejadian. “Saya tadi gak jadi ngisi BBM karena melihat ada mobil terbakar,” ungkapnya. Rahmat, yang bekerja sebagai seorang pekerja swasta, kebetulan sedang dalam perjalanan untuk mengisi BBM kendaraannya di SPBU tersebut. Namun karena melihat situasi yang membahayakan, ia memutuskan untuk meninggalkan lokasi tanpa mengisi BBM.

Rahmat mengaku beruntung karena BBM di kendaraannya masih cukup untuk mencapai SPBU lain yang berada di Desa Pulausari. “Kebetulan BBM masih dua bar, jadi masih cukup untuk menjangkau SPBU di Pulausari, yang jaraknya sekitar sepuluh kilometer dari sini,” tambahnya. Keputusan Rahmat untuk mencari alternatif tempat pengisian BBM mencerminkan kepanikan yang dialami banyak pengendara di sekitar lokasi saat insiden terjadi.

Sementara itu, para pegawai SPBU Sungaijelai juga tampak berupaya untuk mengendalikan situasi. Mereka dengan sigap menghubungi petugas pemadam kebakaran setempat untuk membantu memadamkan api yang semakin membesar. Tidak lama berselang, tim pemadam kebakaran tiba di lokasi dan segera mengambil tindakan untuk menjinakkan kobaran api. Api akhirnya berhasil dipadamkan setelah beberapa waktu, dan situasi di SPBU perlahan-lahan mulai kembali normal.

Insiden ini meninggalkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, khususnya bagi mereka yang sering menggunakan fasilitas SPBU untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kendaraan mereka. Banyak yang bertanya-tanya apakah ada faktor keselamatan yang terabaikan, baik dari sisi pengguna maupun pengelola SPBU, sehingga menyebabkan peristiwa ini terjadi.

Pihak berwenang diharapkan dapat segera mengungkap penyebab kebakaran untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang. Beberapa kemungkinan yang sering menjadi penyebab kebakaran di SPBU antara lain adalah kebocoran bahan bakar, percikan api akibat korsleting listrik, atau penggunaan perangkat yang tidak sesuai dengan standar keselamatan. Penyelidikan lebih lanjut tentu akan memberikan jawaban atas spekulasi-spekulasi ini.

Selain itu, insiden ini juga menjadi pengingat pentingnya mematuhi protokol keselamatan saat berada di SPBU. Prosedur seperti mematikan mesin kendaraan, tidak menggunakan perangkat elektronik, dan memastikan tidak ada kebocoran bahan bakar adalah beberapa langkah yang harus selalu diperhatikan oleh pengendara untuk menghindari risiko kebakaran.

Bagi para pengelola SPBU, kejadian ini dapat menjadi pelajaran untuk lebih meningkatkan langkah-langkah pengamanan di fasilitas mereka. Langkah-langkah seperti pemasangan alat pemadam api ringan (APAR) di lokasi strategis, pelatihan bagi pegawai dalam menangani situasi darurat, serta pemeriksaan berkala terhadap instalasi dan peralatan SPBU menjadi hal yang sangat penting untuk diterapkan.

Kejadian ini juga membuktikan bahwa meskipun risiko kebakaran di SPBU relatif kecil jika protokol keselamatan dijalankan dengan baik, ancaman tersebut tetap ada dan dapat menimbulkan kerugian material serta psikologis bagi masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak, baik pengendara maupun pengelola SPBU, harus bekerja sama untuk memastikan bahwa lokasi pengisian bahan bakar selalu aman dan nyaman untuk digunakan.

Belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai hasil awal penyelidikan atas insiden ini. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan terus memantau informasi terbaru dari pihak berwenang mengenai perkembangan kasus ini. Terlepas dari penyebabnya, insiden ini akan menjadi pengingat berharga tentang pentingnya keamanan di SPBU.