News  

Kolaborasi Disbunnak Kalbar Tingkatkan Produksi Peternakan Desa

Kegiatan MoU kolaborasi antara Disbunnak Kalbar bersama APDESI di kabupaten di Kalbar tentang peningkatan produksi peternakan melalui desa, di Pontianak (ANTARA)

Kabarkalimantan.id — Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalbar telah menjalin kolaborasi yang strategis dengan 12 Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) yang ada di kabupaten-kabupaten di Kalimantan Barat (Kalbar). Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi peternakan, yang dinilai sangat penting untuk mendukung kemandirian ekonomi desa dan kesejahteraan masyarakat setempat. Kerja sama tersebut menjadi langkah awal dalam upaya pemerintah untuk memperkuat sektor peternakan melalui keterlibatan desa-desa sebagai bagian dari solusi utama dalam meningkatkan produksi peternakan di provinsi ini.

“Langkah awal untuk kolaborasi itu dengan melakukan penandatanganan kerja sama kepada APDESI dalam rangka meningkatkan produksi peternakan dari desa,” ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Kadisbunnak) Kalbar, Heronimus Hero, saat memberikan keterangan pers di Pontianak pada Rabu (18/12). Ia menambahkan bahwa pengembangan potensi desa dalam sektor pertanian, khususnya peternakan, adalah sebuah langkah yang sangat relevan mengingat desa memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi pusat produksi. Dalam hal ini, sektor peternakan di desa memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan, mengingat keberagaman komoditas yang dapat dihasilkan. Tiga komoditas peternakan yang saat ini menjadi perhatian utama pemerintah adalah ayam petelur, ayam ras, dan itik. Komoditas-komoditas ini dipilih karena memiliki permintaan yang stabil dan dapat menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi jika dikelola dengan baik.

Heronimus Hero menjelaskan bahwa kolaborasi dengan APDESI ini bertujuan agar desa bisa lebih diberdayakan sebagai sumber utama dalam produksi peternakan. “Melihat peluang itu, kita menggerakkan desa sebagai sumber produksi peternakan,” kata Heronimus. Dengan melibatkan pemerintah desa, diharapkan akan ada peningkatan produksi yang signifikan yang pada gilirannya akan mendukung kebutuhan pangan masyarakat di Kalbar, baik itu dalam bentuk daging, telur, ataupun produk peternakan lainnya. Namun, harapan utama dari kolaborasi ini bukan hanya agar desa menjadi sentra produksi peternakan, tetapi juga untuk menciptakan nilai tambah melalui pengumpulan, distribusi, serta pengolahan produk peternakan yang lebih terorganisir.

“Harapannya, desa juga bukan hanya sebagai sentra produksi peternakan, namun juga mendapatkan nilai tambah dari sisi pengumpulan dan distribusi serta bisa melakukan pengolahan produk ternak,” kata Heronimus lebih lanjut. Dengan cara ini, sirkulasi ekonomi di desa akan semakin besar dan menciptakan kemakmuran, tidak hanya bagi peternak, tetapi juga untuk masyarakat desa secara keseluruhan. Hal ini akan menciptakan perputaran ekonomi yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada sektor peternakan, tetapi juga pada sektor jasa dan kebutuhan lainnya yang mendukung industri peternakan di desa. Oleh karena itu, pengembangan usaha peternakan tidak hanya menjadi kebutuhan desa, tetapi juga menjadi peluang besar bagi perekonomian lokal.

Dalam kolaborasi ini, pihak Disbunnak Kalbar juga melibatkan pelaku usaha peternakan yang memiliki pengalaman dan kemampuan dalam hal teknologi budidaya yang lebih maju. Pelaku usaha ini diharapkan bisa bekerja sama dengan pemerintah desa atau badan usaha desa untuk memajukan budidaya peternakan dan membuka akses pasar yang lebih luas. Para pelaku usaha peternakan akan menyediakan bibit unggul dan memberikan pendampingan dalam hal penerapan teknologi budidaya yang lebih baik, serta membantu para peternak desa dalam mengoptimalkan produksi mereka.

“Peternakan di desa kelemahannya itu terkait dengan teknis budidaya peternakan. Sehingga teknologi budidaya itu sangat penting dan diharapkan pelaku usaha bisa mentransfer pengetahuan dan teknologi ini kepada peternak di desa,” ungkap Heronimus. Dengan adanya transfer pengetahuan dan teknologi yang tepat, diharapkan para peternak desa dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil peternakan mereka, serta mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi akibat kesalahan dalam manajemen dan pemeliharaan ternak.

Selain itu, kolaborasi ini juga mendukung salah satu program strategis pemerintah, yakni program makan bergizi gratis untuk masyarakat. Desa diharapkan bisa mensuplai bahan makanan bergizi yang berasal dari peternakan, seperti daging, telur, dan susu. “Tentu melalui desa kan lebih dekat dan murah. Itu juga menjadi esensi kolaborasi ini, yakni mendukung program makan bergizi gratis,” jelas Heronimus. Dengan mendekatkan produksi bahan makanan bergizi dari peternakan ke desa, program tersebut diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan efisien, serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan akses terhadap makanan bergizi dengan harga yang terjangkau.

Secara keseluruhan, kolaborasi antara Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar dengan APDESI serta pelaku usaha peternakan ini merupakan langkah yang sangat strategis dalam upaya pemberdayaan desa dan pengembangan sektor peternakan di Kalbar. Dengan adanya dukungan teknologi, pemahaman tentang budidaya yang lebih baik, serta akses pasar yang lebih luas, diharapkan desa-desa di Kalbar dapat menjadi pusat produksi peternakan yang berdaya saing dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.