KabarKalimantan.id — Jumlah titik panas atau hotspot yang terpantau belakangan waktu, melonjak drastis. Pantauan BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, sepanjang Sabtu kemarin, terpantau 57 titik. Naik ketimbang sehari sebelumnya yang hanya delapan titik.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I SAMS Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida mengatakan, kewaspadaan perlu dilakukan dengan tidak membakar saat mengelola lahan maupun membuka lahan.
“Terpenting agar tidak melakukan embakaran saat membuka lahan, selain itu tidak membuang puntung rokok di lahan kering, dan sejumlah kewaspadaan lain,” ujarnya.
Menurutnya sejumlah kawasan masih mengalami cuaca panas dalam beberapa hari berturut-turut. Hal ini menyebabkan dahan,ranting, daun mengering, dan suhu permukaan memanas yang rawan terjadi kebakaran.
Sedangkan 57 titik panas yang terpantau pada Sabtu (31/8) mulai pukul 01.00-24.00 Wita tersebut tersebar di enam kabupaten. Yakni Mahakam Ulu 32 titik, Berau 11 titik, Kutai Kartanegara (7), Kutai Timur (1), Kutai Barat (4), dan Kabupaten Paser terpantau 2 titik panas.
Hasil pantauan titik panas pun langsung disampaikan ke pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, Dinas Penyelamatan dan Pemadaman Kebakaran baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
Di Mahakam Ulu terpantau 32 titik tersebar pada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Long Apari terdeteksi 14 titik, Long Bagun 1 titik, dan Kecamatan Long Pahangai terdeteksi 17 titik panas dengan tingkat kepercayaan sedang dan tinggi.
Di Kabupaten Berau 11 titik tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kelay tiga titik, Kecamatan Sambaliung dua titik, dan Kecamatan Segah enam titik, semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
“Di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat tujuh titik, tersebar pada empat kecamatan yakni Kecamatan Muara Kaman satu, Kota Bangun satu, Muara Muntai tiga, dan Muara Wis empat dengan tingkat kepercayaan menengah,” kata Diyan.
Bahaya Karhutla di Kalimantan Timur
Kalimantan Timur, sebagai salah satu provinsi di Indonesia, sering menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ekonomi. Karhutla di wilayah ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, baik alami maupun manusiawi. Berikut adalah beberapa bahaya yang terkait dengan Karhutla di Kalimantan Timur:
Kerusakan lingkungan terjadi dimana Karhutla dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah, mengurangi kesuburan, dan merusak habitat alami yang penting bagi flora dan fauna. Selain itu kebakaran dapat membunuh berbagai spesies tumbuhan dan hewan, mengancam keberagaman hayati dan merusak ekosistem. Lalu terjadinya kerusakan hutan, dimana kehilangan hutan secara langsung mempengaruhi penyimpanan karbon, yang dapat memperburuk perubahan iklim global.
Tak hanya itu Polusi Udara atau asap dari kebakaran hutan mengandung partikel berbahaya yang dapat menyebabkan masalah pernapasan, iritasi mata, dan gangguan kesehatan lainnya, terutama pada anak-anak, orang tua, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Peningkatan polusi udara dapat memperburuk kondisi seperti asma dan bronkitis, serta meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya Karhutla dan pentingnya menjaga lingkungan dapat membantu mencegah kebakaran. Perlunya dilakukan pengelolaan Hutan Berkelanjutan. Implementasi praktek pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan kebijakan yang efektif untuk mencegah pembakaran lahan dapat mengurangi risiko kebakaran. Penggunaan teknologi pemantauan dan sistem deteksi dini, serta investasi dalam infrastruktur pemadam kebakaran, dapat membantu dalam pencegahan dan penanganan Karhutla.
Karhutla di Kalimantan Timur adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan terpadu dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Upaya pencegahan yang efektif, disertai dengan penanggulangan yang cepat dan efisien, sangat penting untuk melindungi lingkungan, kesehatan manusia, dan kesejahteraan ekonomi di daerah tersebut.