Kapuas Hulu Pelajari Pengembangan Adat dan Budaya Bali

Writer: Redaksi | Editor: Ananda Puteri Megalia.S

Bupati Kapuas Hulu bersama Pimpinan dan Anggota DPRD Kapuas Hulu beserta sejumlah pimpinan OPD melaksanakan kunjungan kerja ke Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali (ANTARA)

Kabarkalimantan.id — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, saat ini tengah mempelajari dan menggali konsep pengembangan adat dan budaya yang telah diterapkan di Bali, yang dinilai sangat berhasil dalam mendorong sektor pariwisata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bali, yang dikenal dengan kekayaan adat dan budayanya, menjadi inspirasi bagi Kapuas Hulu dalam merancang program-program serupa yang dapat mengoptimalkan potensi daerah, khususnya di sektor pariwisata, dengan tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki masyarakat setempat.

“Bali bisa kita jadikan sebagai referensi dan rujukan dalam program pengembangan adat dan budaya Kapuas Hulu kedepannya,” ujar Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, usai melaksanakan kunjungan kerja ke Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali pada Selasa (14/01). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Pemkab Kapuas Hulu untuk mempelajari dan memahami lebih dalam bagaimana Bali berhasil memadukan antara pelestarian adat dan budaya dengan perkembangan sektor pariwisata yang pesat, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Bali.

Fransiskus menjelaskan bahwa setelah melakukan kunjungan kerja tersebut, Kapuas Hulu berencana untuk menata ulang lembaga adat yang ada di daerahnya, untuk memaksimalkan peran lembaga-lembaga tersebut dalam mendukung pengembangan adat dan budaya di Kabupaten Kapuas Hulu. “Kami akan menata ulang lembaga adat yang ada, karena Bali memiliki sistem yang sangat terstruktur dalam mengelola dan mengembangkan adat serta budaya, dan itu menjadi salah satu kekuatan mereka dalam memajukan sektor pariwisata,” katanya.

Ia juga menceritakan bahwa setelah mempelajari sistem pemerintahan Bali, Kapuas Hulu melihat adanya keunikan di Bali yang menjadi salah satu model pengelolaan adat dan budaya yang dapat dicontoh. Bali adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang mendirikan organisasi perangkat daerah (OPD) secara khusus untuk tata kelola dan pengembangan adat dan budaya, yang semuanya didasarkan pada peraturan daerah. Ini menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan Bali dalam mempertahankan dan mengembangkan potensi adat dan budaya sebagai bagian dari identitas yang mendukung sektor pariwisata.

“Tujuan kami berkunjung ke Bali itu untuk mempelajari peran Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Bali dalam eksistensi desa adat yang begitu kuat menjaga kearifan lokal, dan itu bisa menjadi rujukan Kapuas Hulu ke depan,” kata Fransiskus. Dari kunjungan itu, Pemkab Kapuas Hulu berharap dapat menggali lebih banyak potensi dalam pengelolaan adat dan budaya yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Fransiskus menilai keberhasilan Bali dalam mengembangkan potensi pariwisata dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal patut diapresiasi. Keberhasilan tersebut tidak hanya berdampak pada kemajuan ekonomi Bali tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. “Keberhasilan itu yang dapat menjadi referensi untuk program pengembangan adat budaya di Kapuas Hulu ke depan,” ungkapnya.

Bupati Kapuas Hulu juga berharap bahwa dengan mempelajari konsep pengembangan adat dan budaya yang diterapkan di Bali, Kapuas Hulu dapat maju dan berkembang, khususnya dalam pengembangan sektor pariwisata yang akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Pengembangan adat budaya yang berkelanjutan juga diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan perekonomian lokal, dengan tetap menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Kapuas Hulu.

Kapuas Hulu sendiri memiliki berbagai lembaga adat yang aktif, seperti Dewan Adat Dayak (DAD) Kapuas Hulu, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM), dan Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT). Keberagaman suku dan agama di Kapuas Hulu yang selama ini menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan dan rasa kekeluargaan menjadi modal penting dalam mengembangkan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal. “Ada beberapa dinas terkait yang ikut dalam kunjungan tersebut, termasuk pimpinan dan Anggota DPRD Kapuas Hulu,” jelas Fransiskus.

Dengan mempelajari dan meniru keberhasilan Bali dalam pengembangan adat dan budaya, Pemkab Kapuas Hulu berharap dapat menciptakan program-program yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjadikan Kapuas Hulu sebagai tujuan wisata yang menarik, yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan adat dan budaya yang dimilikinya.