KabarKalimantan.id — Hari Kesaktian Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, menjadi momen penting bagi Indonesia untuk mengenang nilai-nilai dasar negara yang diwariskan oleh para pendiri bangsa. Hari ini menjadi momen refleksi, penghormatan, dan penghayatan terhadap Pancasila sebagai dasar negara dan panduan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tema Hari Jadi Pancasila 1 Juni 2024 yakni “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”. Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, bukan sekadar seperangkat prinsip, tetapi juga merupakan jiwa pemersatu bangsa yang melintasi beragam lapisan masyarakat.
Dalam konteks visi Indonesia Emas 2045, Pancasila menjadi pemandu utama dalam merajut persatuan, kesatuan, dan kemajuan menuju cita-cita yang lebih besar.
Visi Indonesia Emas 2045 menempatkan Pancasila sebagai fondasi yang kuat dalam membangun bangsa Indonesia menjadi negara maju dan berdaulat di kancah global. Pancasila memberikan landasan yang kokoh untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dengan mengedepankan nilai-nilai keadilan, persatuan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu aspek penting dari peran Pancasila dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah menjaga keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa sebagai sumber kekuatan bangsa. Pancasila menegaskan pentingnya Bhinneka Tunggal Ika, yang mengajarkan kepada kita untuk bersatu dalam perbedaan dan merangkul keberagaman sebagai kekuatan bersama.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini menjadi lebih istimewa karena diperingati di tengah tantangan dan cobaan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, maupun politik. Di tengah pandemi global COVID-19, semangat persatuan, gotong royong, dan keberagaman yang terkandung dalam Pancasila menjadi semakin relevan dan diperlukan.
Sebagai negara yang berlandaskan Pancasila, Indonesia terus menguatkan komitmennya untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila di berbagai bidang kehidupan. Salah satu upaya nyata adalah melalui pembangunan karakter bangsa yang kokoh berdasarkan nilai-nilai Pancasila, terutama di kalangan generasi muda sebagai penerus bangsa.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini juga menjadi ajang untuk meneguhkan kembali komitmen bersama dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Dalam situasi yang penuh dengan dinamika dan tantangan, kesatuan bangsa menjadi modal utama untuk menghadapi berbagai permasalahan dan mencapai cita-cita bersama sebagai bangsa yang maju dan sejahtera.
Sejumlah kegiatan peringatan Hari Kesaktian Pancasila dilakukan di seluruh pelosok Indonesia, baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun masyarakat umum. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi upacara bendera, diskusi, seminar, lomba, serta berbagai kegiatan sosial dan budaya yang mengangkat nilai-nilai Pancasila.
Tahun ini, tema yang diusung dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah “Pancasila Sebagai Perekat Persatuan Bangsa dalam Menghadapi Tantangan Global”. Tema tersebut menggarisbawahi pentingnya Pancasila sebagai landasan persatuan dan kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global yang semakin kompleks.
Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Indonesia menekankan pentingnya kebersamaan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam semangat Pancasila demi mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Di tengah momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila, pemerintah juga mengingatkan kembali akan bahaya ideologi radikalisme, ekstremisme, dan intoleransi yang bisa mengancam keutuhan dan keberagaman bangsa. Oleh karena itu, peran serta semua elemen masyarakat dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sangatlah penting.
Sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa, Indonesia terus berupaya untuk memelihara harmoni dan kedamaian antarumat beragama dan antarsuku dalam bingkai Pancasila. Semangat Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tapi tetap satu) senantiasa dijunjung tinggi sebagai cermin dari nilai-nilai Pancasila.
Hari Kesaktian Pancasila juga menjadi kesempatan untuk menyoroti upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia yang berbasis Pancasila. Pemerintah terus mengupayakan pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan guna mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan penghayatan terhadap Pancasila, pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) menjadi mata pelajaran yang terus diperkuat dan dikembangkan di semua tingkatan pendidikan. Melalui PPKn, generasi muda diajak untuk memahami, menginternalisasi, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya sekadar seremoni formal, tetapi juga momentum untuk meneguhkan kembali komitmen bersama dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang terwujud dalam Pancasila. Semangat kesaktian Pancasila mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan yang gugur demi tegaknya nilai-nilai luhur bangsa.
Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila kali ini, mari kita semua sebagai bangsa Indonesia bersatu padu, menghidupkan semangat kebangsaan, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap langkah dan tindakan kita. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama menjaga keutuhan dan kejayaan bangsa Indonesia sesuai dengan semangat para pendiri bangsa.
Di tengah dinamika global yang terus berkembang, Pancasila juga mengajarkan kita untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam kancah internasional. Prinsip-prinsip luar negeri bebas aktif, perdamaian abadi, dan kerja sama internasional menjadi cermin dari komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dan kemajuan global.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan abad ke-21, seperti perubahan iklim, revolusi industri 4.0, dan ketimpangan ekonomi, Pancasila mengajarkan kepada kita untuk berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi sebagai bangsa. Melalui semangat gotong royong dan kerja keras, Pancasila membangun fondasi bagi Indonesia untuk menjadi negara yang tangguh dan berdaya saing di masa depan.
Namun, untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, kita semua sebagai warga negara Indonesia harus secara aktif mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menghormati keberagaman, mengedepankan keadilan, dan memperkuat persatuan, kita dapat bersama-sama mencapai cita-cita luhur bangsa Indonesia menuju masa depan yang gemilang.
Dengan demikian, Pancasila bukan hanya menjadi panduan dalam merumuskan visi Indonesia Emas 2045, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi setiap langkah dan tindakan kita sebagai warga negara Indonesia. Dengan menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kita dapat bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik, adil, dan sejahtera bagi semua.
Sejarah Hari Jadi Pancasila
Hari Jadi Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, bukan hanya sebuah tanggal merah dalam kalender nasional Indonesia. Lebih dari sekadar itu, tanggal ini merujuk pada momen penting dalam sejarah bangsa, di mana fondasi negara Pancasila secara resmi diumumkan kepada publik sebagai panduan utama dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah Hari Jadi Pancasila bermula pada tahun 1945, ketika Indonesia merdeka dari penjajahan kolonial. Ketika itu, berbagai golongan masyarakat, pemimpin, dan tokoh-tokoh bangsa bersatu untuk merumuskan dasar negara yang akan menjadi pijakan bagi Indonesia merdeka. Dalam upaya tersebut, Panitia Sembilan berhasil merumuskan apa yang kemudian dikenal sebagai “Pancasila”.
Filosofi dan Makna: Pilar-Pilar Pancasila
Pancasila, berasal dari bahasa Sansekerta, memiliki arti “lima prinsip” atau “lima asas”. Kelima asas tersebut adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kelima asas ini tidak hanya menjadi filosofi negara, tetapi juga menjadi pedoman dalam pembentukan hukum dan kebijakan pemerintah.
Proses Deklarasi dan Pengakuan Publik
Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang resmi Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Sukarno, Presiden Republik Indonesia pertama, menyampaikan pidato historis yang menandai pengumuman resmi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang merdeka. Keputusan tersebut disambut baik oleh anggota BPUPKI dan mendapat dukungan luas dari masyarakat Indonesia.
Perjalanan Pancasila Sejak Deklarasi
Sejak deklarasi resmi pada tahun 1945, Pancasila telah menjadi pedoman bagi pembangunan bangsa Indonesia. Meskipun mengalami berbagai tantangan dan perubahan, Pancasila tetap menjadi landasan yang kokoh bagi penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa. Nilai-nilai Pancasila terus diperkuat melalui berbagai kebijakan, program, dan upaya pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Hari Jadi Pancasila: Pentingnya Peringatan
Peringatan Hari Jadi Pancasila setiap tanggal 1 Juni bukan hanya sekadar seremoni formal. Lebih dari itu, peringatan ini menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai warisan nilai-nilai luhur yang telah diberikan oleh para pendiri bangsa. Selain itu, peringatan ini juga menjadi ajang untuk merefleksikan makna dan relevansi Pancasila dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.
Menjaga dan Mengamalkan Pancasila di Masa Depan
Di tengah dinamika yang terus berkembang, menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menjadi tanggung jawab bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan memahami, menginternalisasi, dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat memastikan keberlanjutan dan kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global.
Sejarah Hari Jadi Pancasila menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjang bangsa Indonesia menuju kedaulatan dan kemerdekaan. Dengan menghormati dan merayakan hari penting ini, kita tidak hanya mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur, tetapi juga berkomitmen untuk meneruskan perjuangan mereka demi tegaknya nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia.