KabarKalimantan.id — Warga Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kalimantan Timur, dikejutkan oleh fenomena alam tak biasa pada Senin malam (21/10/2024). Tanah di dasar Sungai Bakung tiba-tiba naik hingga lebih dari 2 meter dalam waktu singkat, menyebabkan kerusakan parah pada beberapa rumah dan memaksa puluhan orang untuk mengungsi.
Kejadian ini menciptakan situasi yang membingungkan dan mengkhawatirkan bagi warga setempat. Banyak perahu warga terdampar di daratan lumpur, dan sejumlah bangunan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) di sekitar lokasi juga terangkat akibat pergerakan tanah tersebut.
Sebanyak 19 jiwa dari 4 kepala keluarga terpaksa dievakuasi untuk menghindari potensi bahaya lebih lanjut. Para warga merasa cemas akan kemungkinan terjadinya pergerakan tanah susulan yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Analis bencana muda dari BPBD Samarinda, Hamzah, menjelaskan bahwa fenomena tanah yang tiba-tiba naik di Kelurahan Loa Bakung diduga terjadi akibat kombinasi beberapa faktor.
“Awalnya kami menduga kenaikan tanah ini disebabkan oleh arus Sungai Mahakam yang menggerus sedimen padatan, karena lokasi tersebut merupakan belokan arus air sungai Mahakam,” terang Hamzah dalam penjelasannya pada Selasa (22/10/2024).
Saat melakukan peninjauan, tim menemukan kondisi lain yang mempengaruhi fenomena tersebut, yaitu tekanan material pasir bercampur batu (sertu) yang bersebelahan dengan Sungai Bakung. “Lokasi tumpukan sertu tersebut tidak memiliki landasan yang kuat. Perusahaan yang menempatkan material ini tidak pernah melakukan kajian geoteknik dan tidak menyadari bahwa landasan material di daerah ini adalah alluvial,” jelasnya.
Material alluvial, menurut Hamzah, bukanlah batuan padat, melainkan tumpukan-tumpukan sedimen yang jika ditekan, tidak memiliki kekuatan yang cukup.
“Akibatnya, tumpukan material ini menekan landasannya, dan dengan dukungan pasang air, terjadi pergerakan tanah yang naik hingga mencapai ketinggian lebih dari 2 meter,” tambahnya.
Hamzah mengingatkan bahwa jika fenomena ini tidak segera ditangani, akan ada risiko serius bagi keamanan dan keselamatan warga di sekitar. “Dikhawatirkan, pergerakan tanah yang terus berlangsung dapat merusak rumah warga sekitar, yang sudah terdampak oleh kejadian ini,” katanya.
Pihak BPBD telah mengeluarkan imbauan kepada warga untuk tetap waspada dan tidak mendekati area yang berpotensi berbahaya. “Kami terus memantau situasi di lapangan dan akan melakukan langkah-langkah mitigasi agar tidak ada korban jiwa maupun kerugian lebih lanjut,” tegas Hamzah.
Sementara itu, pemerintah setempat tengah mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi masalah ini. Mereka berencana untuk berkoordinasi dengan ahli geoteknik guna melakukan analisis yang lebih mendalam tentang kondisi tanah dan potensi risiko di kawasan tersebut.
Warga juga diimbau untuk melaporkan setiap tanda-tanda pergerakan tanah lebih lanjut kepada pihak berwenang. Dengan adanya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan penanganan terhadap fenomena ini bisa lebih efektif.
Hamzah menekankan pentingnya kesadaran akan potensi bencana di daerah rawan. “Pendidikan tentang mitigasi bencana sangat penting agar warga tidak hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga bisa mengambil langkah-langkah preventif,” katanya.
Dalam waktu dekat, BPBD Samarinda akan mengadakan sosialisasi dan pelatihan bagi warga untuk mengenali tanda-tanda awal terjadinya bencana serta cara-cara aman dalam menghadapi situasi darurat.
Sebagai langkah awal, tim dari BPBD juga akan menyiapkan posko darurat untuk memberikan informasi dan bantuan kepada warga yang terdampak. “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat merasa aman dan mendapatkan dukungan yang diperlukan selama masa sulit ini,” ungkap Hamzah.
Fenomena yang terjadi di Sungai Bakung ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama terkait pengelolaan material dan pemahaman geoteknik di daerah rawan bencana. Dengan informasi yang tepat, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Bersama-sama, masyarakat dan pemerintah akan terus berupaya untuk membangun ketahanan bencana dan meningkatkan keselamatan warga di Kalimantan Timur.