Kabarkalimantan.id — Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan domestik seperti fluktuasi harga komoditas serta ketegangan geopolitik, perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) tetap menunjukkan tren pertumbuhan yang positif hingga Februari 2025.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan IV tahun 2024 mencapai 5,15 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional yang tercatat sebesar 5,05 persen. Capaian ini memperlihatkan bahwa aktivitas ekonomi di wilayah tersebut tetap dinamis dan resilien menghadapi berbagai tantangan.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Selatan, Syafriadi, menjelaskan bahwa nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp286,82 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp156,76 triliun.
“Pertumbuhan ekonomi di Kalsel masih banyak ditopang oleh sektor pertambangan, yang memberikan kontribusi sebesar 29,47% terhadap PDRB. Selain itu, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi faktor utama dalam perekonomian Kalsel dengan porsi sebesar 46,32%,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Jumat (22/3/2025).
Inflasi Masih Terkendali Meski Di Atas Rata-rata Nasional
Meskipun terdapat tantangan inflasi secara nasional, Kalimantan Selatan tetap berhasil menjaga stabilitas harga dengan tingkat inflasi yang masih terkendali. Pada Februari 2025, inflasi di provinsi ini tercatat sebesar 0,25 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan angka nasional yang berada di level 0,09 persen (yoy).
Dari lima kabupaten/kota sampel pengukuran BPS di Kalimantan Selatan, Tanjung (Kabupaten Tabalong) mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 1,41 persen, sementara Kotabaru mengalami deflasi sebesar -1,46 persen.
Komoditas penyumbang utama inflasi di Kalsel antara lain:
- Emas perhiasan
- Tarif parkir
- Minyak goreng
- Cabai rawit
- Sigaret kretek mesin
Tren inflasi ini sejalan dengan fenomena nasional, di mana komoditas pangan dan energi masih menjadi pemicu utama fluktuasi harga.
Neraca Perdagangan Surplus, Ekspor Kelapa Sawit dan Batubara Meningkat
Kinerja perdagangan luar negeri juga menjadi faktor pendukung stabilitas ekonomi Kalimantan Selatan. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik dan DJPb, neraca perdagangan Kalsel pada Februari 2025 mengalami surplus sebesar US$942,94 juta, naik 6,25 persen dibanding bulan sebelumnya.
Surplus tersebut terutama didorong oleh meningkatnya volume ekspor batubara dan minyak kelapa sawit, dua komoditas unggulan daerah yang masih menjadi andalan ekspor ke pasar internasional, khususnya Tiongkok, India, dan negara-negara ASEAN.
Ketahanan Ekonomi Daerah Jadi Kunci
Kinerja ekonomi Kalsel yang tetap positif ini menandai kuatnya ketahanan struktur ekonomi daerah, terutama melalui kombinasi antara kekuatan sektor primer seperti pertambangan dan agribisnis, serta stabilitas konsumsi domestik. Kondisi ini menunjukkan bahwa meski menghadapi tekanan dari luar negeri dan dinamika ekonomi dalam negeri, Kalsel mampu menjaga laju pertumbuhan dan mendorong kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah diharapkan terus mendorong hilirisasi industri, diversifikasi ekonomi, serta peningkatan daya beli masyarakat sebagai strategi jangka panjang dalam mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.