DPK Kaltim Salurkan Buku untuk Desa Tertinggal

Writer: Redaksi | Editor: Ananda Puteri Megalia.S

Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim Anita Natalia Krisnawati. (ANTARA)

Kabarkalimantan.id — Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas literasi di daerah-daerah tertinggal. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah dengan menyalurkan bantuan buku untuk memperkuat literasi pada empat desa tertinggal yang ada di Kabupaten Kutai Barat. Melalui program ini, diharapkan dapat menciptakan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan dan informasi, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan keterbatasan akses.

“Kami telah menyalurkan bantuan buku untuk empat desa tertinggal di Kutai Barat, yaitu Desa Lemper, Tanjung Soke, Deraya, dan Gerunggung,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPK Kaltim, Anita Natalia Krisnawati, di Samarinda, Senin (14/01). Penyaluran bantuan buku ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, khususnya dalam meningkatkan minat baca dan memperkuat literasi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Anita menyampaikan bahwa bantuan buku yang disalurkan tersebut merupakan bagian dari upaya DPK Kaltim dalam meningkatkan kualitas literasi di daerah dengan akses terbatas, terutama desa-desa yang jarang mendapatkan perhatian terkait dengan fasilitas dan sumber daya pendidikan. “Bantuan ini merupakan salah satu langkah untuk memperbaiki dan memperkuat literasi masyarakat, serta memberikan peluang yang lebih besar bagi mereka untuk mengakses informasi yang bermanfaat,” jelas Anita.

Bantuan buku yang disalurkan berjumlah sekitar 300 judul, dengan berbagai jenis buku yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat di desa-desa tersebut. Buku-buku tersebut disalurkan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) setempat, yang berperan dalam pendistribusian kepada masyarakat. Penyaluran buku ini juga dilakukan menjelang kunjungan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim ke Kutai Barat pada Selasa (14/1), yang menjadi momentum penting untuk memperkenalkan upaya tersebut.

“Bantuan buku ini merupakan bentuk komitmen kami untuk meningkatkan literasi di desa-desa tertinggal. Akses mereka terhadap pengayaan literatur, di tengah akses internet masih terbatas, harus diperhatikan,” tambah Anita. Mengingat masih terbatasnya akses internet di wilayah tersebut, kehadiran buku diharapkan dapat menjadi alternatif sumber informasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun untuk pengembangan kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya bantuan buku ini, diharapkan masyarakat di desa-desa tertinggal dapat memperoleh informasi dan pengetahuan baru yang dapat memperkaya wawasan mereka. Selain itu, Anita juga menyebutkan bahwa program ini sejalan dengan arahan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, yang mendorong pemerataan akses literasi tidak hanya di kota-kota besar atau desa-desa dengan akses mudah, tetapi juga di daerah-daerah tertinggal yang memiliki keterbatasan.

“Perpusnas juga mengarahkan pentingnya perhatian terhadap desa-desa tertinggal. Buku-buku ini diharapkan dapat membantu meningkatkan minat baca masyarakat di sana,” kata Anita. Buku-buku yang disalurkan sangat beragam, mulai dari buku pelajaran untuk tingkat SD hingga SMA, buku umum, hingga buku pertanian yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat.

“Kami juga menyertakan buku-buku tentang strategi bisnis dan pengembangan diri. Harapannya, masyarakat dapat terinspirasi dan mengembangkan potensi diri serta sumber daya yang ada di desa mereka,” jelas Anita. Melalui berbagai jenis buku ini, masyarakat diharapkan tidak hanya memperoleh pengetahuan yang berguna untuk pendidikan, tetapi juga dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk meningkatkan taraf hidup mereka, terutama dalam hal pengembangan ekonomi di tingkat lokal.

Anita berharap bahwa peningkatan literasi masyarakat ini akan berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan mereka, mulai dari peningkatan wawasan hingga pengembangan ekonomi. “Literasi merupakan kunci untuk membuka berbagai peluang. Dengan literasi yang baik, masyarakat dapat lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan zaman dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” ucapnya.

Dengan adanya program bantuan buku ini, diharapkan masyarakat desa tertinggal di Kabupaten Kutai Barat dapat memperoleh manfaat yang besar dalam mengakses pengetahuan. Masyarakat yang memiliki literasi tinggi lebih mudah untuk berkembang dan mengikuti perubahan zaman, serta berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Program ini juga sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah-daerah tertinggal.