BKSDA Kalbar Selidiki Kematian Orang Utan di Kayong Utara

KabarKalimantan.id — Warga menemukan satu induk orang utan (Pongo pygmaeus) dalam kondisi tak bernyawa disebuah kebun di Desa Riam Berasap Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Kejadian tersebut terjadi pada Rabu 10 Juli 2024, spesies kera besar terancam punah itu terdapat luka tusuk dibagian punggung. Dan tergeletak di atas pelepah daun pisang.

Bangkai orangutan diketahui berjenis kelamin betina dengan perkiraan usia antara 19 hingga 20 tahun, dan orangutan remaja betina yang diperkirakan berusia 4 hingga 5 tahun yang bergelantungan di atas pohon tepat di lokasi yang sama dengan ditemukannya bangkai orangutan tersebut.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat pun melakukan investigasi mendalam mengenai kasus kematian orangutan di Desa tersebut, dengan metode nekropsi (bedah bangkai hewan).

“Dalam rangka mengetahui penyebab kematian orangutan secara terperinci, telah dilakukan nekropsi terhadap bangkai orangutan, dan ditemukan luka pada bagian punggung bawah dengan lebar tiga cm dan kedalaman tujuh cm yang diindikasikan terkena benda tajam,” kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat RM. Wiwied Widodo di Pontianak, Senin (15/7).

Wiwied menjelaskan, pihaknya melakukan investigasi lebih lanjut bersama Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) wilayah Kalimantan seksi wilayah III Pontianak dan Polda Kalbar.

“Kita akan melokalisasi tempat kejadian dan melakukan investigasi lebih lanjut mengenai kasus kematian orangutan di Desa Riam Berasap Jaya bersama BPPHLHK Wilayah Kalimantan Seksi Wilayah III Pontianak dan Polda Kalimantan Barat,” katanya.

Untuk diketahui jika Nekropsi adalah sebuah proses membedah bangkai hewan yang merupakan tindakan investigasi medis akan adanya gangguan atau kelainan pada anatomi tubuh hewan secara keseluruhan, dengan maksud untuk mengetahui penyebab kematian hewan.

Selain melakukan nekropsi dan investigasi terhadap bangkai orangutan tersebut, pihaknya juga menemukan orangutan remaja betina yang terluka pada bagian kaki. Melihat hal ini pihaknya segera melakukan penyelamatan terhadap orangutan tersebut.

“Sementara itu, pada orangutan remaja betina terdapat luka di bagian kaki sehingga tim memutuskan melakukan penyelamatan dan menitiprawatkan ke pusat rehabilitasi orangutan untuk memulihkan kondisinya terlebih dahulu, sebelum dikembalikan ke habitat alaminya,” tutupnya.