Kabarkalimantan.id — Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Paser, Inayatullah, mengungkapkan bahwa rencana induk pembangunan Bandara Paser tengah mengalami perubahan signifikan. Perubahan ini dilakukan dengan mempertimbangkan dampak kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang sedang dibangun di Kalimantan Timur. Pembangunan IKN diperkirakan akan memengaruhi banyak aspek di sekitar wilayah tersebut, termasuk pertumbuhan penduduk yang pesat, peningkatan ekonomi, serta perubahan lingkungan strategis yang berpotensi memperluas jangkauan transportasi udara.
Seiring dengan itu, perubahan dalam rencana induk pembangunan Bandara Paser pun sangat diperlukan agar bandara ini dapat mendukung kebutuhan transportasi yang lebih besar, terutama yang terkait dengan kebutuhan pesawat berbadan besar, seperti Boeing dan Airbus. Sebelumnya, rencana induk bandara tersebut disusun pada tahun 2008, saat itu belum ada rencana pemindahan ibu kota negara. Oleh karena itu, rencana induk yang ada pada waktu itu tidak mengakomodasi kebutuhan pesawat besar dan volume penerbangan yang lebih tinggi. Dengan adanya IKN yang diperkirakan akan menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi baru di Kalimantan, permintaan terhadap layanan penerbangan juga diprediksi akan meningkat tajam.
“Kami diarahkan untuk mengubah panjang runway bandara yang disusun dalam perubahan rencana induk,” jelas Inayatullah dalam pernyataannya, yang dikutip oleh Nomorsatukaltim, pada Selasa (07/01). Dalam perubahan rencana induk ini, terdapat penyesuaian pada panjang landasan pacu bandara yang awalnya hanya 1.850 meter, yang direncanakan untuk pesawat jenis ATR 72. Namun, untuk mendukung operasional pesawat berbadan besar, panjang runway tersebut akan diperpanjang menjadi 2.500 meter.
Perubahan panjang runway ini merupakan langkah yang penting agar Bandara Paser dapat melayani pesawat besar yang sering digunakan untuk penerbangan jarak jauh. Peningkatan kapasitas bandara ini juga akan sejalan dengan tujuan pemerintah untuk menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai salah satu kawasan strategis yang lebih mudah diakses melalui transportasi udara, guna mendukung perekonomian yang berkembang pesat setelah pemindahan IKN.
Meski dilakukan perubahan dan penyesuaian terhadap infrastruktur bandara, Inayatullah memastikan bahwa bangunan bandara yang sudah ada, yang berdiri di atas lahan seluas 228 hektare sejak 2014, tetap akan dimanfaatkan. “Bangunan lama akan direnovasi untuk digunakan sebagai fasilitas penunjang,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perubahan besar dalam desain dan rencana pembangunan, fasilitas yang sudah ada tetap berfungsi, sekaligus memastikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang ada.
Desain bandara juga akan disesuaikan agar lebih modern dan dapat menampung peningkatan kapasitas penumpang dan pengoperasian pesawat yang lebih besar. “Desain dari sisi daratnya berubah, tapi tetap berdampingan dengan desain yang lama,” tambahnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan dan renovasi bandara dilakukan secara hati-hati, untuk mengakomodasi kebutuhan operasional yang lebih besar tanpa mengabaikan struktur yang sudah ada sebelumnya.
Saat ini, Dishub Paser tengah menyelesaikan dokumen studi pendahuluan untuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang merupakan salah satu syarat penting untuk pembangunan bandara ini. Dengan adanya dokumen tersebut, Dishub Paser berharap dapat melangkah lebih maju dalam mewujudkan proyek ini. Setelah dokumen studi pendahuluan selesai, diperkirakan pembangunan bandara dapat dimulai pada pertengahan 2025 atau awal 2026. Hal ini memberi gambaran bahwa pembangunan bandara Paser yang lebih besar dan lebih modern akan dimulai dalam waktu dekat, sebagai bagian dari strategi pembangunan infrastruktur yang lebih mendukung kebutuhan ekonomi dan transportasi di Kalimantan Timur.
“Harapan kami pertengahan 2025 atau 2026 sudah bisa dibangun,” ujar Inayatullah. Dengan perencanaan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak terkait, pembangunan bandara ini diharapkan dapat selesai tepat waktu dan siap mendukung mobilitas masyarakat serta perekonomian daerah.
Revisi rencana induk pembangunan Bandara Paser ini diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan bandara yang strategis, seiring dengan kehadiran IKN di Kalimantan Timur. Pembangunan bandara yang lebih besar dan modern ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi mobilitas masyarakat, serta mendukung pengembangan wilayah dan perekonomian daerah yang lebih pesat. Dengan demikian, Bandara Paser akan menjadi salah satu infrastruktur utama yang vital untuk mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.