6 Desa Wisata Terbaik di Kalimantan, Salah Satunya Mirip Raja Ampat

Writer: Redaksi | Editor: Sarina

Tiwingan Lama, Desa di Banjar Kalsel (Doc : Int)

Kabarkalimantan.id — Kalimantan dikenal luas sebagai pulau dengan kekayaan alam yang memesona. Namun, tak hanya bentang alamnya yang memikat, Kalimantan juga menyimpan ragam budaya lokal yang bernilai tinggi. Salah satu cara terbaik untuk menyelami kehidupan masyarakat lokal di pulau ini adalah dengan mengunjungi desa-desa wisata yang tersebar di berbagai provinsi.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) mencatat sejumlah desa wisata di Kalimantan sebagai destinasi unggulan. Berikut ini enam desa wisata yang direkomendasikan.

Desa Wisata Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan

Terletak di lereng Pegunungan Meratus, Desa Wisata Loksado menyuguhkan pengalaman wisata alam dan budaya yang unik. Daya tarik utama desa ini adalah Balanting Paring, yakni aktivitas menyusuri sungai Amandit menggunakan rakit bambu tradisional.

Balanting Paring tergolong menantang karena arus sungai yang kadang deras. Namun, rakit bambu telah lama menjadi alat transportasi tradisional masyarakat Loksado. Para pemandu rakit atau juru mudi telah terbiasa dan ahli dalam mengendalikan arus sungai.

Selain itu, wisatawan juga dapat mengunjungi Air Terjun Haratai, destinasi alam yang menjadi ikon Loksado karena keindahan aliran airnya yang jernih dan suasana alam yang tenang.

Desa Wisata Mandikapau, Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan

Desa ini terletak di sekitar kawasan Danau Tamiyang, dan menjadi destinasi populer berkat keindahan danau yang berwarna biru jernih dengan latar perbukitan hijau.

Setibanya di desa ini, wisatawan akan disambut oleh jembatan pelangi sepanjang 130 meter yang membelah danau. Area gazebo di tepi danau menjadi tempat favorit pengunjung untuk bersantai sambil menikmati kuliner khas Banjar.

Desa Mandikapau juga menjadi lokasi edukasi ekowisata dan konservasi danau oleh warga lokal yang aktif dalam pelestarian lingkungan.

Desa Wisata Tiwingan Lama, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Desa ini menawarkan panorama alam luar biasa dari Puncak Matang Kaladan, destinasi favorit yang menawarkan pemandangan perbukitan dan danau serupa gugusan pulau.

“Puncak Matang Kaladan digadang-gadang memiliki keindahan alam yang menyerupai Raja Ampat. Makin penasaran kan detikers?” tulis detikKalimantan dalam ulasannya.

Tiwingan Lama menjadi alternatif wisata pegunungan yang terjangkau dan menarik bagi pencinta trekking, fotografi, dan penggemar wisata alam.

Desa Wisata Pampang, Samarinda Utara, Kalimantan Timur

Desa Pampang adalah kawasan permukiman Suku Dayak Kenyah dan Apo Kayan yang telah dikembangkan sebagai desa wisata budaya. Daya tarik utamanya adalah Rumah Lamin Adat, rumah panjang khas Dayak yang dihiasi dengan ukiran-ukiran etnik yang sarat makna.

Desa ini juga menyelenggarakan pertunjukan seni tradisional setiap hari Minggu. Beberapa tari tradisional yang ditampilkan antara lain Tari Bangen Tawai, Kanjet Anyam Tali, dan lainnya.

Desa Pampang menjadi tempat ideal untuk mengenal budaya Dayak secara langsung, termasuk adat istiadat, pakaian tradisional, dan upacara budaya.

Desa Wisata Miau Baru, Kombeng, Kutai Timur, Kalimantan Timur

Desa Wisata Miau Baru merupakan rumah bagi Suku Dayak Kayan. Keunikan desa ini terletak pada pelestarian budaya yang masih sangat kuat, seperti kompleks pemakaman yang dihiasi ukiran khas Dayak yang tidak ditemukan di tempat lain.

Masyarakat di sini secara rutin menggelar pertunjukan seni tari dan upacara adat yang menjadi daya tarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Keaslian budaya dan keramahan masyarakat menjadi nilai lebih desa ini dalam kancah pariwisata budaya.

Desa Wisata Sungai Kupah, Sungai Kakap, Kubu Raya, Kalimantan Barat

Desa Sungai Kupah dikenal sebagai desa wisata berbasis ekowisata bahari, terutama dalam pelestarian hutan mangrove. Wisatawan dapat melakukan susur sungai dan menelusuri kawasan mangrove, sekaligus menyaksikan flora dan fauna khas, termasuk kemungkinan melihat spesies monyet langka.

Masyarakat desa ini juga aktif dalam pelestarian budaya lokal melalui pertunjukan seperti Tari Mangrove, yang menggambarkan pentingnya menjaga ekosistem hutan bakau, serta Tundang atau Pantun Dendang, yakni seni berpantun yang diiringi gendang tradisional.

Kehadiran desa wisata tidak hanya membuka peluang pariwisata baru di luar destinasi mainstream, tetapi juga menjadi sarana pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Program desa wisata merupakan bagian dari inisiatif Kemenparekraf melalui Jaringan Desa Wisata (Jadesta) yang mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan di seluruh Indonesia.