Kabarkalimantan.id — Kalimantan Timur (Kaltim) dengan kekayaan alam yang melimpah memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, namun tantangan dalam pengembangannya masih cukup besar. Salah satu obyek wisata terkenal di Kaltim adalah Kepulauan Derawan, yang terletak di Kabupaten Berau. Kepulauan Derawan dikenal memiliki keindahan alam bawah laut yang luar biasa, yang tidak kalah dengan Bali, Lombok, atau Labuan Bajo. Pulau-pulau yang ada di Kepulauan Derawan, seperti Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Sangalaki, dan Pulau Kakaban, menawarkan pengalaman wisata yang mengesankan dengan keanekaragaman hayati, terutama bagi para penyelam dan penggemar snorkeling.
Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, popularitas Kepulauan Derawan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan ketiga destinasi wisata lainnya di Indonesia. Bali, Lombok, dan Labuan Bajo telah lebih dikenal secara internasional dan memiliki infrastruktur yang lebih baik, serta tingkat kunjungan wisatawan yang jauh lebih tinggi. Salah satu alasan utamanya adalah tantangan dalam pengembangan pariwisata di Kaltim yang berkaitan dengan tiga aspek penting dalam industri pariwisata, yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas, serta pelaku wisata dan promosi (3A+2P). Semua faktor ini berkontribusi pada perkembangan pariwisata yang belum optimal di daerah ini.
Aksesibilitas menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pengembangan pariwisata di Kaltim. Lokasi Kepulauan Derawan yang relatif sulit dijangkau, dengan transportasi udara yang terbatas menuju Kabupaten Berau dan transportasi laut yang memerlukan waktu tempuh cukup lama, menjadi hambatan bagi wisatawan untuk mengakses daerah ini. Kualitas infrastruktur konektivitas, seperti jalan menuju pelabuhan dan bandara, juga masih perlu dioptimalkan agar lebih memadai untuk mendukung kedatangan wisatawan yang lebih banyak. Selain itu, terbatasnya sarana transportasi di sekitar lokasi wisata seperti kapal dan perahu juga menghambat aksesibilitas wisatawan ke beberapa pulau yang ada di Kepulauan Derawan.
Amenitas, atau fasilitas yang mendukung kebutuhan wisatawan, juga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan. Meskipun ada sejumlah akomodasi di sekitar Kepulauan Derawan, namun jumlah penginapan dengan standar internasional masih sangat terbatas. Wisatawan yang datang seringkali kesulitan untuk menemukan akomodasi yang memadai dengan fasilitas yang lengkap, seperti hotel berbintang atau resor dengan fasilitas modern. Hal ini menjadi penghalang bagi wisatawan mancanegara yang menginginkan kenyamanan lebih selama berlibur. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan fasilitas akomodasi yang lebih beragam dan berkualitas untuk menarik lebih banyak wisatawan, khususnya wisatawan internasional.
Di sisi lain, pelaku wisata di Kaltim, terutama di Kabupaten Berau, masih menghadapi kekurangan dalam hal kualitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata. Salah satunya adalah terbatasnya jumlah sekolah vokasi pariwisata yang dapat menghasilkan tenaga terampil di bidang perhotelan, pemandu wisata, dan layanan lainnya. Hal ini mengakibatkan kekurangan tenaga profesional di industri pariwisata, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas pelayanan yang diterima wisatawan. Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pelaku pariwisata lokal agar dapat bersaing dengan destinasi wisata lain yang lebih maju.
Promosi juga menjadi tantangan dalam menarik wisatawan ke Kaltim. Meskipun memiliki potensi alam yang luar biasa, Kepulauan Derawan dan tempat wisata lainnya di Kaltim masih kurang dikenal oleh wisatawan domestik maupun internasional. Promosi yang kurang intensif dan terbatasnya akses informasi membuat banyak orang tidak mengetahui keindahan alam dan potensi pariwisata yang dimiliki Kaltim. Oleh karena itu, strategi promosi yang lebih terintegrasi dan lebih luas sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan Kepulauan Derawan dan destinasi wisata lainnya ke pasar global.
Untuk membantu pemerintah daerah mengatasi tantangan-tantangan ini, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim turut berperan aktif. Kepala BI Perwakilan Kaltim, Budi Widihartanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk mendukung pengembangan pariwisata Kaltim, salah satunya dengan menyusun cetak biru (blueprint) pariwisata Kaltim yang terintegrasi dan berkelanjutan. “Cetak biru ini mencakup kapasitas SDM, kesiapan infrastruktur, serta transportasi yang terjangkau dengan waktu tempuh relatif singkat. Kami juga menyarankan alokasi APBD sesuai dengan tahapan dalam cetak biru, serta pengembangan UMKM di sektor pariwisata seperti kuliner, kriya, wastra, pokdarwis, dan pusat ekonomi kreatif,” ungkap Budi.
Selain itu, BI Kaltim juga telah meluncurkan program pengembangan UMKM dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) untuk mendukung perekonomian lokal. Program ini diwujudkan melalui pelatihan UMKM di bidang kriya dan wastra (tenun dan kerajinan), serta bantuan sarana pendukung pariwisata. BI juga menyelenggarakan forum dan memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata, serta menyediakan fasilitas pendampingan dan capacity building kepada Pokdarwis untuk meningkatkan kualitas layanan pariwisata. Salah satu program penting lainnya adalah pengembangan makanan khas daerah yang dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.