KabarKalimantan.id — Dalam upaya memperkuat sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan langkah strategis dengan memperluas kebun kakao di tiga kabupaten, yakni Kutai Kartanegara (Kukar), Berau, dan Kutai Barat (Kubar). Program ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan produktivitas kakao sebagai salah satu komoditas unggulan di wilayah Kaltim.
Penyerahan bantuan dalam rangka perluasan kebun kakao ini dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ence Achmad Rafiddin Rizal, kepada kelompok tani di Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu, pada Selasa (8/10).
Bantuan tersebut terdiri dari 15 ribu bibit kakao, 1,5 ton pupuk, dan 75 liter herbisida untuk mendukung program ekstensifikasi kebun kakao seluas 15 hektar di kawasan tersebut.
Rizal dalam sambutannya menyampaikan bahwa biji kakao memiliki peran penting dalam perekonomian nasional, khususnya sebagai salah satu sumber pendapatan utama bagi para petani. Ia berharap bantuan yang diberikan ini dapat meningkatkan produktivitas petani kakao di Desa Sungai Payang dan sekitarnya, sekaligus berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Kakao adalah komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan merupakan salah satu produk unggulan yang terus dikembangkan di Kaltim. Melalui program ini, kami berharap dapat meningkatkan nilai tambah produk kakao, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani,” ujar Rizal.
Langkah ini diambil dengan tujuan mendorong keberlanjutan sektor pertanian, khususnya komoditas kakao, yang dianggap memiliki potensi besar untuk menopang ekonomi lokal. Program ekstensifikasi ini tidak hanya akan membantu para petani dalam meningkatkan hasil panen, tetapi juga memperkuat posisi Kaltim sebagai salah satu daerah penghasil kakao yang potensial di Indonesia.
Dalam rangka memperluas kebun kakao, Dinas Perkebunan Kaltim juga berkomitmen untuk memberikan pendampingan teknis kepada para petani. Selain bantuan fisik seperti bibit, pupuk, dan herbisida, pemerintah juga berencana untuk memberikan pelatihan terkait teknik budi daya kakao yang baik dan benar agar hasil panen bisa lebih optimal.
“Kami tidak hanya memberikan bantuan berupa sarana produksi, tetapi juga siap mendukung para petani dengan pelatihan yang berfokus pada cara-cara budi daya yang efektif. Harapan kami adalah agar petani bisa memaksimalkan potensi lahan mereka, menghasilkan kakao berkualitas tinggi, dan pada akhirnya dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” tambah Rizal.
Program ini diharapkan dapat membawa dampak positif tidak hanya bagi para petani secara individu, tetapi juga bagi perkembangan ekonomi di tingkat daerah. Sebagai komoditas yang memiliki permintaan global yang stabil, kakao dipandang sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah.
Dengan diperluasnya kebun kakao hingga 15 hektar, Kabupaten Kutai Kartanegara, Berau, dan Kutai Barat diharapkan mampu meningkatkan produksi kakao secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Ini tidak hanya akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan industri pengolahan kakao di wilayah tersebut.
“Jika program ini berhasil, tidak menutup kemungkinan kita bisa menarik lebih banyak investor atau pelaku industri pengolahan kakao untuk berinvestasi di Kaltim. Ini akan menjadi dorongan besar bagi ekonomi daerah, sekaligus memberikan nilai tambah bagi produk kakao lokal kita,” ungkap Rizal.
Upaya Dinas Perkebunan Kaltim dalam mendorong pengembangan kakao ini sejalan dengan komitmen pemerintah provinsi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan. Pemerintah Kaltim, melalui berbagai programnya, terus berfokus pada peningkatan produksi pertanian dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk terus mendukung petani melalui berbagai kebijakan yang pro terhadap pembangunan pertanian, termasuk akses ke sumber daya, pendanaan, dan pasar.
Dengan inisiatif ini, Dinas Perkebunan Kaltim berharap petani kakao dapat terus berkembang dan berdaya saing, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian Kaltim secara keseluruhan.