KabarDayak.com — Pekan Gawai Dayak ke-38 Kalimantan Barat (Kalbar) telah resmi dibuka secara simbolis oleh Pj Gubernur Kalbar Harisson pada 20 Mei 2024 lalu. Dimana kegiatan ini akan ditutup pada 25 Mei 2024 mendatang.
Kegiatan budaya tahunan ini momemn penting dalam melestarikan budaya serta mempromosikan kekayaan budaya mereka melalui serangkaian kegiatan dan lomba yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat.
Pekan Gawai Dayak atau PGD ke-38 diinisiasi oleh Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) Kalbar dan dipusatkan di Rumah Radakng yang terletak di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman, Kecamatan Pontianak Selatan.
PGD yang digelar tahunan ini merupakan perayaan budaya yang telah dimulai sejak tahun 1984 dan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Berikut jenis-jenis yang akan di lombakan dalam Pekan Gawau Dayak 2024:
1. Pawai atau Karnaval Budaya
Karnaval Budaya menjadi pembuka acara dengan tujuan memperkenalkan seni dan budaya Dayak serta memberikan informasi kepada masyarakat bahwa Pekan Gawai Dayak telah dimulai. Karnaval ini akan terbagi menjadi dua rute, yakni rute sungai yang menggunakan kapal wisata mengelilingi aliran Sungai Kapuas, dan rute darat yang dimulai dari depan Makorem menuju Rumah Radakng.
2. Bujang dan Dara Gawai
Kompetisi Bujang dan Dara Gawai merupakan ajang bagi para remaja Dayak untuk berkompetisi sebagai duta budaya Dayak. Para peserta akan menampilkan kebolehan mereka dalam busana asli atau kreasi sub-suku yang diwakili, dengan tujuan mempromosikan kebudayaan Dayak kepada khalayak luas.
3. Busana Anak-Anak
Peragaan busana anak-anak dalam kategori Festival Busana Dayak menjadi sarana untuk merangsang bakat dan kemampuan generasi muda Dayak. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajarkan kecintaan terhadap budaya Dayak sejak dini.
4. Tari Kreasi Dayak
Lomba Tari Kreasi Dayak tahun ini mengangkat tema senjata tradisional Dayak, khususnya “Tankitn” dari subsuku Dayak Kanayant. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan keberagaman senjata tradisional khas suku Dayak kepada masyarakat luas.
5. Lomba Tattoo
Tattoo dalam masyarakat Dayak bukan hanya hiasan tubuh, tetapi juga simbol status sosial dan penghormatan. Lomba tattoo di Pekan Gawai Dayak bertujuan untuk melestarikan budaya tattoo serta merangsang kreativitas para seniman tattoo.
6. Lomba Melukis Perisai
Lomba melukis perisai Dayak melibatkan pembuatan ornamen khas Dayak pada perisai kayu. Tujuannya adalah mempertahankan tradisi melukis perisai dan memperkenalkan seni rupa Dayak kepada generasi muda.
7. Lomba Menumbuk dan Menampi Padi
Lomba ini mengangkat aktivitas tradisional menumbuk dan menampi padi, yang kini semakin jarang dijumpai. Tujuannya adalah melestarikan metode tradisional dalam mengolah hasil panen yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Dayak.
8. Pencak Silat
Lomba pencak silat bertujuan melestarikan ilmu beladiri dan seni perang Dayak. Kegiatan ini mengenalkan berbagai senjata tradisional Dayak seperti mandau dan sumpit.
9. Lomba Sastra Lisan/Mendongeng
Mendongeng merupakan warisan budaya Dayak yang penuh dengan filosofi dan pesan moral. Lomba ini bertujuan melestarikan tradisi mendongeng serta memperkenalkan kisah-kisah penuh hikmah kepada generasi muda.
10. Pangka’ Gasing
Lomba pangka’ gasing menampilkan permainan tradisional Dayak yang sudah dikenal sejak zaman dahulu. Kegiatan ini bertujuan melestarikan permainan tradisional yang memiliki nilai historis tinggi.
11. Lomba Menyumpit
Lomba menyumpit memperkenalkan senjata tradisional sumpit yang digunakan dalam berburu. Kegiatan ini mengajarkan teknik penggunaan sumpit yang memiliki akurasi tinggi dan tidak merusak alam.
12. Lomba Masakan Tradisional Dayak
Lomba masakan tradisional Dayak bertujuan melestarikan dan memperkenalkan kuliner khas Dayak yang menjadi bagian penting dari budaya Indonesia.
13. Lomba Lagu Dayak
Lomba ini menampilkan lagu-lagu Dayak yang menggunakan bahasa dan musik tradisional Dayak. Peserta akan menyanyikan lagu wajib dari Kabupaten Landak dan lagu pilihan dari kabupaten/kota di Kalimantan Barat.
14. Meraut Pabayo
Lomba meraut pabayo melibatkan pembuatan tanda dari bambu atau kayu yang diraut sebagai simbol upacara besar dalam tradisi Dayak Kanayatn. Kegiatan ini melestarikan simbol-simbol adat yang digunakan dalam upacara penyambutan Jubata.