Tragedi Longsor di Samarinda, Dua Korban Ditemukan Tewas

Tanah Longsor Terjang 21 Titik di Samarinda

KabarKalimantan.id — Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), dan unsur lainnya telah melaksanakan proses evakuasi di lokasi tanah longsor yang terjadi di kawasan Belimau, Kelurahan Lempake, Samarinda. Longsor tersebut menimbun empat rumah warga dan menyebabkan sejumlah korban jiwa.

Koordinator Tim SAR Samarinda, Mardi Sianturi, mengungkapkan bahwa upaya evakuasi tergolong sulit mengingat kondisi tanah yang labil dan adanya pergerakan tanah yang masih berlangsung setelah hujan lebat mengguyur kawasan tersebut. “Proses evakuasi cukup berat, namun semua tim bekerja bahu membahu untuk menyelesaikan tugas ini,” ujarnya.

Tim SAR menerapkan strategi dengan menurunkan alat berat bertonase rendah terlebih dahulu, seperti eskavator, untuk membuka akses jalan dan memadatkan tanah agar lebih aman. Setelah itu, alat berat dengan kapasitas lebih besar digunakan untuk mempercepat proses evakuasi.

Pada tahap awal pencarian, tim memfokuskan pencarian di bagian belakang rumah yang tertimbun longsor. Mereka berhasil menemukan korban pertama, seorang wanita bernama Hamdana, sekitar 50 tahun, yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di kamar belakang rumah.

Selanjutnya, tim bergerak ke bagian depan rumah dan menemukan korban kedua, seorang pria muda bernama Nasrul, yang diperkirakan berusia 24 tahun. Nasrul juga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Namun, pencarian untuk korban ketiga dan keempat terkendala oleh waktu yang semakin gelap dan kondisi medan yang berat. Mardi menjelaskan, “Kami harus mempertimbangkan keselamatan tim karena penerangan yang minim dan medan yang semakin sulit dijangkau.”

Sebagian besar area yang belum dieksplorasi meliputi kamar depan, ruang tamu, dan teras rumah. Kepala Pelaksana BPBD Samarinda, Suwarso, menyampaikan bahwa pencarian akan dilanjutkan pada hari berikutnya, dengan memperhitungkan risiko tinggi yang dihadapi oleh tim dan peralatan. “Kami akan melanjutkan pencarian besok, dengan mempertimbangkan keselamatan tim dan alat berat yang kami miliki,” ujarnya.

Suwarso juga mengungkapkan bahwa alat berat yang semula digunakan untuk membuka akses jalan akan digeser ke area yang lebih rendah demi keamanan, namun akan kembali disiapkan pada pagi hari untuk melanjutkan proses evakuasi.

Dari laporan yang diterima, diketahui bahwa empat anggota keluarga terjebak dalam longsor tersebut. Selain Hamdana dan Nasrul yang sudah ditemukan meninggal, dua korban lainnya yang masih dalam pencarian adalah Nurul Sakira (17) dan Fitri (14).

Beberapa korban yang telah berhasil dievakuasi segera dibawa ke RSUD AW Sjahranie untuk proses identifikasi lebih lanjut. Proses evakuasi ini melibatkan upaya manual, menggunakan cangkul dan sekop, dengan kehati-hatian ekstra mengingat kondisi tanah yang sangat rapuh dan berbahaya.