KabarKalimantan.id — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mengungkapkan bahwa pembangunan Istana Negara dan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi merupakan simbol kebanggaan karya anak bangsa.
Proses pembangunan ini mencerminkan dedikasi dan kreativitas arsitek serta tenaga kerja lokal yang berkontribusi dalam mewujudkan dua bangunan ikonik tersebut.
Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti, menjelaskan bahwa pembangunan kedua istana ini dimulai dengan tahap desain yang matang, sebelum dilanjutkan dengan pelaksanaan yang terstruktur.
“Istana Negara dan Istana Garuda ini adalah karya anak bangsa. Ini satu-satunya istana di Indonesia yang bukan merupakan peninggalan kolonial Belanda. Untuk desainnya sendiri dilakukan oleh Nyoman Nuarta, furnitur serta desain interiornya digagas oleh Rudi Dodo, dan lanskap didesain oleh Pak Yeye,” ungkap Diana dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (14/10).
Lebih jauh, Diana menekankan bahwa semua material yang digunakan dalam pembangunan kedua istana tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Seluruh material lokal kita bawa ke sini, mulai dari tembaga untuk pintu dan lampu yang berasal dari Boyolali, hingga ukiran-ukiran dari seluruh Indonesia yang diterapkan pada beberapa ruangan, seperti di Ruang Kredensial yang digunakan untuk menerima tamu-tamu kenegaraan. Dengan demikian, pembangunan Istana Negara ini bertemakan kegotongroyongan,” jelasnya.
Diana berharap bahwa seluruh proses pembangunan Istana Negara dan Istana Garuda dapat menjadi contoh bagi pengembangan bangunan gedung lainnya di seluruh Indonesia. “Kami telah menerapkan kaidah-kaidah Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK), termasuk konsep Bangunan Gedung Hijau dan Bangunan Cerdas, yang diharapkan dapat mempengaruhi praktik pembangunan di tempat lain,” tambahnya.
Istana Negara diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi warisan yang akan dikenang oleh generasi mendatang. “Istana Negara diharapkan dapat bermanfaat untuk selamanya, sebagai warisan bagi anak cucu bangsa yang akan terus menerus kita kenang,” ujar Diana.
Seluruh tahapan pelaksanaan pembangunan Istana Negara dilakukan dalam jangka waktu sekitar 23 bulan, dimulai sejak November 2022 hingga Oktober 2024. Proses pembangunannya terbagi dalam beberapa tahapan, dengan perencanaan selama 4 bulan untuk mematangkan aspek struktur, arsitektural, mekanikal, elektrikal, dan interior.
Pembangunan ini dikerjakan oleh kontraktor PT PP dan PT Wijaya Karya KSO, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis di lapangan. Keterlibatan kedua perusahaan ini menunjukkan kolaborasi antara berbagai pihak untuk mewujudkan proyek strategis nasional.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo telah meresmikan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, pada Jumat (11/10) sebagai fasilitas kediaman resmi Presiden Indonesia. Dengan peresmian ini, Istana Garuda tidak hanya menjadi simbol kekuasaan, tetapi juga cerminan identitas bangsa yang modern dan berkelanjutan.
Dalam proses pembangunan, pemerintah juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal. Diana menyatakan bahwa keterlibatan masyarakat dalam pembangunan tidak hanya memberikan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan rasa memiliki terhadap hasil karya tersebut.
“Kami ingin masyarakat merasa menjadi bagian dari proyek ini, sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab untuk merawat dan mempertahankan warisan yang ada,” ujar Diana.
Selain itu, keberlanjutan menjadi fokus utama dalam pembangunan Istana Negara dan Istana Garuda. Desain yang diterapkan di kedua bangunan ini mengintegrasikan elemen ramah lingkungan dan efisiensi energi, sehingga diharapkan dapat menjadi contoh bagi proyek-proyek di masa depan. “Kami ingin memastikan bahwa bangunan ini tidak hanya berdiri megah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar,” tambahnya.
Diana juga menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dalam desain dan pembangunan kedua istana tersebut.
“Setiap elemen yang ada di Istana Negara dan Istana Garuda mencerminkan kebudayaan Indonesia yang kaya. Kami berupaya menggabungkan nilai-nilai lokal dengan desain modern, sehingga hasilnya menjadi unik dan mencerminkan identitas bangsa,” kata Diana.
Dengan langkah ini, Kementerian PUPR berharap bahwa Istana Negara dan Istana Garuda tidak hanya menjadi pusat pemerintahan yang efisien, tetapi juga landmark yang membanggakan bagi Indonesia di mata dunia. Keberhasilan proyek ini akan membuka jalan bagi pengembangan IKN sebagai kota baru yang berkelanjutan dan layak huni.