Poliban Kalsel Terjunkan Peralatan Canggih Deteksi Pencemaran Air Lindi di TPAS Basirih

Istimewa - Direktur Poliban Kalsel Joni Riadi dan jajaran saat mendatangkan panel surya sebagai daya untuk kelistrikan alat pendeteksi atau monitoring kualitas air lindi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

KabarKalimantan.id — Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban), Kalimantan Selatan, mengerahkan peralatan teknologi ramah lingkungan untuk mendeteksi tingkat pencemaran air lindi di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih, yang saat ini tengah memasuki masa penanganan darurat.

Direktur Poliban Kalsel, Joni Riadi, dalam keterangannya pada Kamis (1/5), menjelaskan bahwa perangkat yang diturunkan berupa alat pemantau kualitas air bertenaga surya, hasil karya inovatif mahasiswa dan dosen Poliban.

“Perangkat ini ditenagai dua baterai berkapasitas 200 ampere, cukup untuk menjaga operasional sensor-sensor kualitas air secara maksimal di kolam limbah TPAS Basirih,” ujarnya.

Saat ini, empat sensor telah ditanam di lokasi. Masing-masing berfungsi memonitor tingkat keasaman (pH), suhu, kandungan zat padat terlarut (Total Dissolved Solids/TDS), serta tingkat kekeruhan air.

“Beberapa sensor tambahan akan segera kami pasang dalam waktu dekat untuk memperkaya data monitoring,” tambah Joni.

Seluruh data yang dikumpulkan dari sensor dapat diakses secara daring melalui laman resmi Poliban dan terintegrasi dengan perangkat berbasis Android. Teknologi ini memungkinkan pejabat Pemkot Banjarmasin memantau kondisi air secara real time dari mana saja.

Kehadiran alat ini merupakan bagian dari kolaborasi riset dan pengabdian masyarakat antara Poliban dan Pemerintah Kota Banjarmasin, seiring dengan ditutupnya TPAS Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sejak 1 Februari 2025 lalu.

“Kami ingin ambil bagian dalam upaya memperbaiki TPAS Basirih dan membantu Banjarmasin keluar dari kondisi darurat sampah,” tegas Joni.

Pemerintah Kota Banjarmasin menyambut baik kontribusi Poliban. Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdako Banjarmasin, Machli Riyadi, menilai perangkat yang dikembangkan Poliban sangat vital dalam mengukur kualitas air lindi yang menjadi persoalan krusial di TPAS Basirih.

“Sesuai ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup, ada tujuh parameter penting untuk pengukuran kualitas air lindi. Peralatan dari Poliban ini menjadi sumbangsih yang sangat strategis,” ujarnya.

Machli juga menekankan bahwa saat ini Pemkot tengah melakukan revitalisasi menyeluruh terhadap TPAS Basirih, termasuk dalam penanganan air limbah dari tumpukan sampah yang selama ini belum tertangani optimal.

Ia berharap sinergi antara Pemkot dan Poliban tak berhenti di TPAS Basirih saja, namun bisa diperluas ke bidang lain yang membutuhkan inovasi kampus vokasi terbesar di Kalimantan Selatan itu.

“Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin HR, juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi Poliban dalam upaya penanganan darurat sampah di kota ini,” tandasnya.