Pemprov Kalteng Sambut Baik Seminar Pengelolaan Satwa Orang Utan di TN Sebangau

KabarKalimantan.id — Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyambut baik akan pelestarian orang utan di Taman Nasional (TN) Sebangau diadakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) RI, Balai Taman Nasional Sebangau yang digelar di Kampus Universitas Palangka Raya, Kamis (20/6).

Hal tersebut disampaikan Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko saat membacakan sambutan mewakili Gubernur Kalimantan Tengah.

“Pemprov sangat mengapresiasi kegiatan ini, kegiatan ini merupakan forum strategis yang diharapkan dapat meneguhkan komitmen dan ikhtiar bersama, dalam menjaga kelestarian Keanekaragaman Hayati yang ada di Kalteng khususnya di Taman Nasional Sebangau,” kata Yuas Elko.

Seminar Nasional ini merupakan rangkaian kegiatan Sebangau’s Biodiversity Fest 2024 yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Balai Taman Nasional Sebangau, dan semua pihak.

Yuas menambahkan jika Provinsi Kalteng memiliki sumber daya alam yang melimpah dan kekayaan aneka flora fauna, termasuk Orang Utan Kalimantan yang bahasa latinnya Pongo Pygmaeus, yang merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia. Populasinya diperkirakan hanya sebanyak 60.000 individu, yang tersebar pada hampir 94,1 juta hektare hutan Indonesia, termasuk di Provinsi Kalteng.

Taman Nasional Sebangau sendiri adalah merupakan metapopulasi terbesar untuk orang utan sub spesies Pongo Pygmaeus Wurmbii di kawasan konservasi.


Berdasarkan laporan dari Laporan BTN Sebangau 2015; PHVA 2016; Ditjen KSDAE 2019, jumlah populasi orangutan di Taman Nasional Sebangau saat ini diperkirakan lebih dari 6.000 orangutan dengan prospek kelestarian yang stabil.

Yuas mengatakan, Orang Utan merupakan spesies kunci yang memiliki peran penting dalam kesehatan ekosistem hutan tropis, khususnya regenerasi hutan, melalui buah-buahan dan biji-bijian yang mereka makan, dan kemudian mereka sebarkan ketika menjelajah ke segala penjuru hutan.

“Oleh karena itu, menjaga populasi orang utan dan juga kelestarian habitatnya di Taman Nasional Sebangau sangatlah penting, bukan hanya demi keberlangsungan orang utan itu sendiri, tetapi juga bagi kelestarian ekosistem hutan,” ujarnya.

Ia berharap seminar nasional ini dapat memberikan ruang diskusi ilmiah yang menghasilkan berbagai pemikiran yang semakin berkembang, untuk mendukung dan mengoptimalkan upaya pelestarian kekayaan aneka ragam hayati di Taman Nasional Sebangau dan juga Prov. Kalteng, khususnya spesies orang utan.

“Keberadaan orang utan ini tentunya juga akan menjadi magnet menarik agar ekowisata Taman Nasional Sebangau dikenal lebih luas lagi, bahkan hingga ke mata internasional, sehingga pada akhirnya nanti juga dapat meningkatkan sektor pariwisata sekaligus menggerakan perekomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar”, pungkasnya.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Alue Dohong yang membuka kegiatan seminar tersebut, menyampaikan populasi orang hutan di Taman Nasional Sebangau mengalami peningkatan yang sebelumnya lebih dari 6.000 orang utan menjadi lebih dari 8.600 orang utan.

“Ini menjadi indikasi yang sangat positif. Artinya Taman Nasional Sebangau terjaga dengan baik perkembangan populasi orang utannya dan terus meningkat. Ditempat lain Biodiversity mengalami pengurangan, di sisi lain di Taman Nasional Sebangau mengalami peningkatan”,tuturnya.

Ia menyebut, faktor utama penyebab meningkatnya populasi orang utan di Taman Nasional Sebangau adalah ekosistemnya yang terjaga dengan baik.

Seminar Nasional dihadiri Kepala Badan Standarisasi Instrumen KLHK Ari Sudijanto, Direktur KKHSG Nunu Anugerah, Kepala Subdit Direktorat PKK KLHK Adhy Nurul Hadi, Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Ruswanto, Rektor Universitas Palangka Raya Salampak Dohong, CEO Yayasan Borneo Nature Indonesia Anton Nur Cahyo, Kepala UPT KLHK Lingkup Kalteng dan Kalsel serta Civitas Akademika UPR, UMPR, IAIN, PGRI dan UNKRIP Palangka Raya, dan Universitas Lambung Mangkurat.