KabarKalimantan.id — Pemerintah Kota Banjarmasin, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), menggelar kegiatan Diseminasi Perlindungan Khusus Anak di SMAN 6 Banjarmasin, Jumat (23/5/2025). Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkot dalam memperluas edukasi perlindungan anak di kalangan remaja, khususnya di lingkungan sekolah.
Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, hadir langsung untuk membuka kegiatan tersebut. Ia didampingi Ketua TP PKK Hj. Neli Listriani serta Sekretaris DP3A, dr. Dwi Atmi Susilastuti, yang juga bertindak sebagai narasumber utama. Hadir pula Kepala SMAN 6 Hj. Djunaidah, para guru, ratusan siswa, serta perwakilan dari sejumlah instansi terkait.
Dalam sambutannya, Yamin menekankan urgensi pembentukan karakter dan peningkatan kesadaran kolektif generasi muda terhadap isu-isu krusial seperti kekerasan dan eksploitasi anak. Menurutnya, para remaja saat ini hidup dalam pusaran tantangan kompleks, salah satunya eksposur terhadap konten digital yang belum tentu ramah anak.
“Dalam arus informasi yang deras dan tak tersaring, remaja perlu membentengi diri dengan filter moral. Keberanian untuk menolak kekerasan dan pengaruh destruktif lainnya mencerminkan integritas dan kekuatan karakter,” tegasnya.
Yamin mengangkat filosofi lokal sebagai landasan nilai, dengan mengutip semboyan Pangeran Antasari: “Haram manyarah, waja sampai kaputing”. Nilai perjuangan ini, kata dia, tetap relevan untuk membangun keteguhan sikap generasi muda di era sekarang.
Ia mendorong siswa-siswi agar menjadi pelopor transformasi sosial, menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan bebas dari intimidasi.
“Kalian bukan hanya pewaris masa depan. Kalian adalah pelaku perubahan. Jadilah generasi yang berpikir kritis, berkata santun, dan bertindak dengan nurani,” ucapnya penuh keyakinan.
Kegiatan diseminasi ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Pemerintah Kota Banjarmasin dalam mewujudkan kota yang ramah anak. Melalui kolaborasi lintas sektor, Pemkot ingin menjadikan institusi pendidikan sebagai ruang aman yang mendukung pertumbuhan anak secara utuh baik fisik, psikis, maupun sosial.
Upaya edukatif seperti ini menjadi wujud keseriusan Banjarmasin dalam membangun ekosistem yang melindungi anak di tengah terpaan dunia digital yang penuh risiko. Kota ini perlahan, namun pasti, menegaskan dirinya sebagai garda terdepan dalam perlindungan anak berbasis komunitas dan nilai.