6,2 Ton Sampah Ditukar Sembako, DLH Kalsel Dorong Gerakan Pilah Sampah

Ilustrasi - Penimbangan sampah kardus untuk di tukar dengan sembako

KabarKalimantan.id — Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan (DLH Kalsel) mencatat sebanyak 6,2 ton sampah berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan perdana program “Pilah Sampah Dapat Sembako” yang digelar di kawasan eks Kantor Gubernur Kalsel Nol Kilometer, Banjarmasin. Sampah-sampah tersebut ditukarkan langsung dengan kebutuhan pokok oleh masyarakat.

Pelaksana Tugas Kepala DLH Kalsel, Fathimatuzzahra, menyampaikan pada Sabtu bahwa kegiatan tersebut membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi warga. Tidak semata-mata urusan kebersihan, kegiatan ini menjadi pintu masuk edukasi publik.

Menurutnya, program tersebut tak hanya menumbuhkan kesadaran dalam memilah sampah sejak dari rumah tangga, namun juga menjadi instrumen sosialisasi serta pendorong perilaku ramah lingkungan.

Di sisi lain, program ini turut meringankan beban anggaran pemerintah daerah dalam hal biaya pengangkutan sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA).

Sebagaimana diketahui, beberapa TPA di wilayah kota dan kabupaten se-Kalsel sempat mendapat sorotan tajam dari Kementerian Lingkungan Hidup RI akibat penerapan metode open dumping pembuangan sampah secara terbuka yang melanggar prinsip pengelolaan ramah lingkungan.

Kondisi tersebut mencapai puncaknya saat Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, memutuskan menutup Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih di Kota Banjarmasin karena sistemnya bertentangan dengan ketentuan nasional.

Penutupan itu berdampak serius. Pemerintah Kota Banjarmasin menetapkan status darurat sampah karena limbah rumah tangga tak tertangani optimal, mengakibatkan penumpukan di beberapa titik.

Sebagai langkah konkret mengatasi krisis tersebut, Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin meluncurkan program insentif berbasis partisipasi warga—pilah sampah ditukar sembako.

Dalam pelaksanaan program perdana itu, Gubernur Muhidin hadir langsung didampingi Wakil Gubernur Hasnuryadi, Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi, Wali Kota Banjarmasin, para tenaga ahli gubernur, pimpinan SKPD Provinsi dan Kota, serta jajaran camat, lurah, dan perwakilan dunia usaha.

DLH Kalsel menggandeng korporasi melalui skema Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk mendanai penyediaan sembako bagi masyarakat yang menyerahkan sampah anorganik hasil pilahan.

Setiap jenis sampah diklasifikasikan secara cermat. Setelah ditimbang dan dinilai, warga menerima sembako senilai dua kali lipat dari taksiran harga sampah yang mereka setorkan.

Kemitraan strategis terjalin dengan Bank Sampah Induk Baiman serta sejumlah unit bank sampah lokal. Lembaga ini bertugas menaksir dan menimbang sampah yang layak tukar, memastikan transaksi berjalan transparan dan terukur.

Beberapa perusahaan turut berkontribusi melalui dana TJSL, di antaranya PT Pelsart Tambang Kencana, PT Adaro Indonesia, PT Talenta Bumi, PT Borneo Indobara, PT Indofood, PT Gawi Makmur Kalimantan, PT Guthrie International, serta PT Ambang Barito Nusapersada.

Bank Kalsel juga menyerahkan bantuan berupa satu paket alat pengolahan sampah organik kepada LPMK Banua Anyar. Lembaga ini dikenal aktif mengolah 147 kilogram sampah organik per hari dari 15 rumah makan, yang kemudian dijadikan pakan ikan dan pupuk untuk mendukung kawasan wisata kuliner Banua Anyar.

Selain itu, PT Adaro Indonesia juga memberikan satu unit kendaraan roda tiga kepada Bank Sampah Induk Baiman. Kendaraan ini dimanfaatkan sebagai sarana edukasi dan layanan di tingkat komunitas, mendukung penguatan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kota Banjarmasin.